Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Walaupun secara umum, pendapatan usaha Garuda masih belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan periode pra-pandemi, namun perfoma profitabilitas mulai dicapai.
Terutama setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership, yang diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU.
“Hal inilah yang menjadi basis penting, bagi langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda ke depannya,” katanya.
Baca juga : PM Sri Lanka Mundur Usai Massa Duduki Kediaman Presiden
Berdasarkan laporan keuangan (audited) tahun 2021, Garuda Indonesia Group mencatatkan pendapatan usaha 1,33 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara hampir Rp 20 triliun. Angka ini turun 10,43 persen dibandingkan pendapatan usaha di tahun 2020.
Pendapatan usaha tersebut ditunjang pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,04 miliar dolar AS (Rp 15,6 triliun), penerbangan tidak berjadwal sebesar 88,05 juta dolar AS (Rp 1,3 triliun). Dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta dolar AS (Rp 3,1 triliun).
Selain itu, sepanjang 2021, Garuda Group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi 2,6 miliar dolar AS (Rp 39 triliun), jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Baca juga : Lupakan Thailand, Garuda Muda Kudu Menang Lawan Myanmar Dan Filipina
Sajian laporan keuangan (audited) tahun 2021 ini mendapatkan predikat atau opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Irfan menambahkan, dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, pihaknya juga melakukan sejumlah langkah strategis demi memulihkan kinerja.
“Kami terus mengoptimalkan kinerja melalui pengembangan business plan jangka panjang,” tutup Irfan. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya