Dark/Light Mode

PLTP Salah Satu Prioritas Gantikan Energi Fosil Capai Target Nol Emisi Karbon

Kamis, 4 Agustus 2022 18:57 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjadi beban dasar (base load) dalam sistem ketenagalistrikan dengan capacity factor yang tinggi, yaitu di atas 95 persen.

Karena itu, Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) diharapkan menjadi salah satu prioritas dalam menggantikan energi fosil sekaligus pencapaian net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon di Indonesia.

“Terlebih lagi, PLTP merupakan energi terbarukan yang rendah emisi, tidak terpengaruh cuaca, serta lebih stabil terhadap pengaruh fluktuasi harga bahan bakar fosil,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana, di Jakarta, belum lama ini.

Dadan mengungkapkan, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy PT Pertamina (Persero), adalah entitas bisnis yang menjadi salah satu motor pengembangan panas bumi.

Baca juga : Dirut PLN Beberkan Jurus Capai Net Zero Emission 2060

Apalagi PGE memiliki pengalaman yang baik dalam pengembangan panas bumi di Tanah Air dengan dukungan kompetensi SDM yang mumpuni serta pendanaan yang memadai.

“Kegiatan panas bumi pada prinsipnya merupakan kegiatan yang sangat rendah emisi sehingga dengan 672 Megawatt (MW) kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri oleh PGE secara tidak langsung telah berkontribusi pada pencapaian NZE yang dicanangkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Dadan menyebutkan, dalam RUPTL 2021-2030 target pengembangan PLTP sebesar 3.355 Megawatt (MW).

Pemerintah aktif melakukan monitoring secara berkala terhadap pembangunan PLTP yang masuk dalam daftar RUPTL.

Baca juga : Ketua KPK: Orang Tak Takut Hukuman Badan, Tapi Takut Dimiskinkan

“Kami juga melakukan fasilitasi jika terjadi kendala yang berpotensi mempengaruhi jadwal COD (beroperasi secara komersial) dari masing-masing PLTP dimaksud,” katanya.

PGE saat ini melakukan pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 MW dan Hululais Unit 1 & 2 sebesar 110 MW.

Direktur Utama PGE Achmad Yuniarto, dalam peta jalan pengembangan panas bumi hingga 2060, PGE siap ambil bagian.

Apalagi hasil riset WoodMackenzie menyatakan bahwa pertumbuhan panas bumi pada 2030 porsi mencapai hingga 10 persen dari sebelumnya 6 persen pada 2021.

Baca juga : Turun Ke Sawah, Ibas Bantu Irigasi Untuk Tingkatkan Hasil Tani

PGE saat ini menyelaraskan rencana jangka panjang PGE dengan rencana jangka panjang Subholding PNRE.

“Mengingat PGE merupakan bagian dari Sub Holding PNRE, pengembangan panas bumi ke depan tentunya kami sesuaikan dengan aspirasi pemegang saham serta Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),“ kata Yuniarto, Selasa (2/8/2022).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.