Dark/Light Mode

PLTP Salah Satu Prioritas Gantikan Energi Fosil Capai Target Nol Emisi Karbon

Kamis, 4 Agustus 2022 18:57 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

 Sebelumnya 
Tantangan Panas Bumi Data Kementerian ESDM menunjukkan, total sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai 23,7 GW atau nomor dua setelah Amerika Serikat.

Namun, menurut Dadan, sumberdaya tersebut harus dipastikan dahulu dengan serangkaian kegiatan eksplorasi panas bumi untuk memastikan cadangan terbuktinya sehingga siap untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan dalam waktu yang panjang lebih dari 30 tahun.

Tahapan eksplorasi panas bumi merupakan tahap yang paling memiliki risiko tinggi karena rasio keberhasilan eksplorasinya kurang lebih 50 persen.

Dadan menjelaskan, pemerintah berupaya melakukan percepatan pengembangan PLTP melalui program Government Drilling untuk beberapa wilayah potensi panas bumi di Indonesia.

Baca juga : Dirut PLN Beberkan Jurus Capai Net Zero Emission 2060

Hal itu dilakukan berupa pengeboran eksplorasi untuk meningkatkan kualitas atau akurasi data sebelum wilayah panas bumi ditawarkan ke badan usaha.

"Kegiatan eksplorasi merupakan risiko yang paling tinggi dalam pengembangan panas bumi sehingga dengan government drilling risiko pengembangan panas bumi dapat dikurangi secara signifikan," ujarnya.

Selain eksplorasi, banyak tantangan dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia juga cukup menjadi permasalahan di lapangan, antara lain sebagian area prospek panas bumi berada pada Kawasan hutan konservasi dan Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS).

“Sebenarnya proyek PLTP membutuhkan lahan yang relative kecil daripada jenis EBT yang lain. Namun, hal ini membuat kegiatan eksplorasi tidak dapat dilakukan karena terkendala isu pembukaan lahan dan pemakaian air untuk kegiatan pengeboran eksplorasi panas bumi,” katanya.

Baca juga : Ketua KPK: Orang Tak Takut Hukuman Badan, Tapi Takut Dimiskinkan

Tantangan berikutnya adalah efisiensi biaya pengembangan proyek PLTP untuk meningkatkan daya saing harga listrik panas bumi. Saat ini, teknologi EBT semakin murah sehingga proyek PLTP juga harus dapat tetap kompetitif dengan pembangkit EBT lainnya.

“Hal ini juga bertujuan untuk dapat menyediakan akses energi yang terjangkau bagi masyarkat luas,” jelas Dadan.

Persoalan lain adalah cadangan panas bumi yang terbukti tidak sesuai dengan perencanaan dan keterbatasan demand listrik setempat.

Dadan mengatakan, pemerintah terus mendorong agar demand listrik pada sekitar proyek pengembangan panas bumi berkembang untuk mendorong perekonomian setempat.

Baca juga : Turun Ke Sawah, Ibas Bantu Irigasi Untuk Tingkatkan Hasil Tani

“Belum lagi tantangan lain seperti isu sosial dan perizinan. Pada beberapa lokasi proyek PLTP terdapat resistensi masyarakat,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.