Dark/Light Mode

Diversifikasi Bisnis Semen, SCG Optimistis Pasar Indonesia Potensial

Sabtu, 13 Agustus 2022 15:39 WIB
Foto: Dok. SCG Group
Foto: Dok. SCG Group

 Sebelumnya 
Chakkapong menilai, pesatnya pertumbuhan dari lini bisnis packaging tak lepas dari permintaan konsumen terhadap produk-produk kemasan, khususnya melalui daring.

Hal ini sejalan dengan perubahan gaya hidup konsumen, yang selama masa pandemi Covid-19 lebih banyak melakukan aktivitas belanja online.

Ia melihat, kebiasaan masyarakat untuk berbelanja online masih terus berlanjut ke depannya, meskipun pandemi kian mereda.

"Kami akan terus memperkuat distribusi produk semen melalui berbagai gerai bahan bangunan di Tanah Air, termasuk mengoptimalkan penjualan secara online," ujarnya.

Baca juga : Pakar Pastikan Uji Klinis Tahap 1 Vaksin Covid-19 Indonesia Aman

Selain packaging, sambung dia, SCG Indonesia juga memiliki lini bisnis semen dan bahan material bangunan, melalui PT Semen Jawa dan PT SCG Readymix Indonesia.

Serta, lini bisnis petrokimia melalui PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk (TPIA) yang sedang melaksanakan pembangunan kompleks Chandra Asri Perkasa (CAP) 2. Serta, PT Nusantara Polymer Solutions.

"Saat ini, kami memiliki pabrik semen yang beroperasi di Sukabumi, Jawa Barat. Total kapasitas produksinya sebanyak 1,8 juta ton per tahun," terangnya.

Secara keseluruhan, SCG Indonesia memiliki beberapa fasilitas produksi untuk ketiga lini bisnisnya di Pulau Jawa. Kawasan tersebut juga menjadi fokus penjualan produk-produk SCG Indonesia.

Baca juga : Kesiapan Atlet Sudah Matang, Ganjar Optimis Indonesia Juara ASEAN Para Games 2022

Ia menambahkan, lonjakan harga batubara global menjadi tantangan tersendiri bagi SCG Indonesia dalam menjalankan bisnis semennya.

Untuk itu, tantangan tersebut diantisipasi dengan inisiatif penggunaan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) pada pabrik semen di Sukabumi.

Ia meyakini, teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan energi dari limbah.

"Untuk efisiensi, kami coba pemanfaatan biomassa dari limbah, ini bisa dijadikan sebagai solusi untuk pengganti bahan bakar fuel tadi. Rencananya, di Pabrik Semen Jawa," ungkapnya.

Baca juga : Menpora Optimistis Pegolf Indonesia Bisa Berlaga Di Olimpidae

Hal ini juga sejalan dengan target perusahaan yang ingin mencapai netral (net zero) emisi karbon pada tahun 2050 di seluruh area operasionalnya, baik Indonesia maupun di negara-negara ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) lainnya.

"Sekarang dampaknya masih kecil, tapi di tahun-tahun mendatang porsi penggunaan energi alternatif akan terus SCG tingkatkan,” janjinya.

Sementara itu, Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) SCG Roongrote Rangsiyopash mengungkapkan, untuk menekan biaya dan meningkatkan pemanfaatan energi alternatif, pihaknya mengadopsi teknologi manufaktur yang efisien, mengurangi limbah, dan meningkatkan proporsi energi alternatif seperti biomassa dan tenaga surya.

"Saat ini, konsumsi energi alternatif SCG mencapai 16,4 persen," ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.