Dark/Light Mode

Ikut Sumbang Laju Pertumbuhan Ekonomi

Digitalisasi Selamatkan UMKM Di Masa Pandemi

Senin, 15 Agustus 2022 07:30 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. (Foto: KemenkopUKM).
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. (Foto: KemenkopUKM).

 Sebelumnya 
Teten optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada 2024 akan tercapai. Termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM onboarding dalam e-katalog belanja Pemerintah Pusat dan Daerah di tahun 2022.

Dia lalu menyebut, saat ini tidak hanya e-commerce yang tumbuh. Platform lainnya pun tumbuh, seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech).

Pada 2030, nilai transaksinya diperkirakan mencapai masing-masing Rp 160,4 triliun, Rp 575 triliun, Rp 202,4 triliun, Rp 401 triliun, dan Rp 471,6 triliun.

“Konsumsi masyarakat harus didorong, daya beli masyarakat juga harus diperkuat. Salah satunya lewat penciptaan lapangan pekerjaan,” pinta Teten.

Baca juga : Erick Minta Digitalisasi Transaksi Di Pasar Tradisional Terus Digenjot

Terkait hal ini, Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati Setyorinny mengatakan, satu-satunya masalah yang dihadapi UMKM saat pandemi, adalah turunnya omzet penjualan karena daya beli masyarakat yang turun.

Namun pembatasan kegiatan yang dilakukan demi mencegah pandemi Covid-19 justru dimanfaatkan dengan adaptasi digital yang signifikan.

“Faktanya, UMKM yang sampai hari ini bisa bertahan adalah UMKM yang bisa berjualan secara online. Baik melalui e-commerce, marketplace atau sosial media yang pertumbuhannya sangat tinggi,” kata Hermawati kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Diakui Hermawati, saat ini daya beli masyarakat mulai berangsur membaik, meskipun belum sepenuhnya pulih.

Baca juga : Sahabat Sandi Bantu UMKM Makassar Masuk Pasar Global

Ia berharap, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM dapat benar-benar efektif membantu keberlangsungan kegiatan produksi UMKM.

Menurutnya, beberapa program relaksasi dan kemudahan pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), diharapkan menjaga agar daya beli masyarakat dapat berangsur membaik.

“Sehingga selanjutnya bukan lagi bicara UMKM bertahan, tapi justru naik kelas ke tingkat global,” ucapnya.

Terkait penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, ia berharap bisa dimanfaatkan UMKM untuk mendongkrak lebih besar lagi potensi pasar global. Terutama soal penyediaan bahan baku produksi, UMKM perlu dorongan dari korporasi.

Baca juga : BUMN Sukses Dorong Pertumbuhan Bisnis UMK Kaum Milenial

Hermawati mendorong Pemerintah untuk memberikan insentif yang lebih menarik bagi perusahaan besar supaya lebih terdorong melakukan pembinaan dan kolaborasi dengan UMKM. Seperti yang sudah dilakukan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Apalagi BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) sudah membuat aturan yang mewajibkan perusahaan besar, untuk bersinergi dengan pelaku UMKM. Bahkan diberikan reward seperti pengurangan bea atau pajak.

“Tapi menurut saya, sebagai perusahaan besar dapat diskon pajak atau bea masuk barang misalnya, tidak signifikan untuk memangkas ongkos produksi. Jadi harus ada reward yang berdampak besar dalam hal produksi mereka,” sarannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.