Dark/Light Mode

Tekan Impor, Teten Yakin UMKM Mampu Suplai Kebutuhan Alkes

Jumat, 19 Agustus 2022 20:52 WIB
Menkop UKM Teten Masduki. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menkop UKM Teten Masduki. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

 Sebelumnya 
Teten turut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kemenkes, yang sudah menyelenggarakan kegiatan fasilitasi pengembangan alat kesehatan produk UMKM.

"Saya kira kegiatan ini akan semakin mendorong aksi kolaboratif dan sinergi lintas sektor. Terutama dalam mensukseskan arahan pak presiden untuk meningkatkan penyerapan produk dalam negeri dan mengurangi produk impor," ujar Teten.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah sudah menetapkan di Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) di mana belanja pemerintah 40 persen harus menyerap produk UMKM dan koperasi yang mencapai sekitar Rp 400 triliun.

Jika angka itu dibelanjakan, maka Badan Pusat Statistik (BPS) sudah menghitung akan menambah lapangan kerja sekitar 2 juta orang atau kalau pertumbuhan ekonomi 1,85 persen.

"Untuk saat ini di tengah ekonomi global yang sedang melemah menjadi sangat penting, karena kita butuh lapangan kerja untuk memperkuat daya beli masyarakat dan kita juga perlu menciptakan lapangan kerja. Perlu di didorong investasi untuk menambah laju pertumbuhan ekonomi yang terus positif," katanya.

Baca juga : Shopee Andalkan Inovasi Fitur Canggih Ajak UMKM Naik Kelas

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sekitar 50-60 persen alkes dan obat-obatan berasal dari produk impor.

"Apa-apa yang bisa diproduksi dalam negeri kalau bisa kita buat sendiri dari salam negeri. Nah kalau yang susah kita suruh mereka datang ke Indonesia buka pabrik dan tranfer teknologi serta pengetahuan," ucap Menkes.

Ia juga merinci, dari besar potensi penciptaan alkes oleh UMKM, jika sekitar 20 persennya saja dibuat UMKM sambung Menkes, akan sangat membantu ekonomi dalam negeri.

Menurutnya, Kemenkes melakukan program afirmasi. Jadi pengadaan barang lewat SIRUP, maupun di e-katalog bisa dilihat secara online barang apa saja yang dibutuhkan dan masuk di Kemenkes.

"Tapi kalau UMKM yang sudah masuk ke pengadaan, sistemnya kita lock. Jadi tak bisa lagi pengadaan lewat impor. Saat ini yang sudah 100 persen produk dalam negeri dari Kemenkes itu tempat tidur rumah sakit, ke depan kami mau timbangan badan itu produknya dalam negeri semua," yakin Menkes.

Baca juga : Tekan Ancaman Siber, Kemenkop UKM Bentuk Tim Khusus

Ia juga menjanjikan agar segala perizinan terkait produk alkes UMKM dipermudah segala perizinannya. "Paling mahal itu urus-urus izin paling kurang dari Rp 5 juta, kalau yang lebih mahal dari pasti calo. Ke depan kami juga akan lebih banyak melakukan pembinaan.

Produk Alkes Solo

Salah satu lembaga yang sukses menyuplai kebutuhan alkes dalam negeri adalah datang dari UMKM asal Solo oleh Politeknik ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) Surakarta.

Dalam kunjungannya ke ATMI, Teten mengapresiasi produk-produk yang dihasilkan ATMI memiliki kualitas yang tak kalah jauh dari produk alkes impor, mulai dari timbangan badan, tempat tidur rumah sakit, alat pemeriksa denyut dan lainnya.

"ATMI sebagai institusi pendidikan yang fokus pada pendidikan vokasi di bidang manufaktur, memiliki potensi yang besar untuk memenuhi kebutuhan mesin bagi industri.

Baca juga : Robert Alberts Yakin Maung Bandung Mampu Bangkit

Ia berharap, agar ATMI dapat berkolaborasi dengan pelaku UMKM dalam pemenuhan produk industri," ucap Teten.

Teten menegaskan, saat ini KemenKopUKM sedang bangun rumah produksi bersama atau sharing factory. "Di mana UMKM nggak mungkin bisa punya mesin produksi sendiri-sendiri, sehingga harus bergabung. Saya harap ATMI bisa kita duduk bersama sama untuk kembangkan skema usaha mikro lainnya," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.