Dark/Light Mode

Digabung Dengan Holding Rumah Sakit

BUMN Diharapkan Bisa Pangkas Impor Farmasi

Jumat, 26 Agustus 2022 07:30 WIB
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa).

 Sebelumnya 
Ia menargetkan, proses spin off akan rampung pada kuartal IV-2022.

“Bio Farma ini selain sebagai holding juga sebagai produsen vaksin. Ada operating-nya, punya pabrik vaksin. Pabriknya yang kami spin off. Jadi, Bio Farma fokus sebagai holding company saja,” bebernya.

Hal ini juga sesuai arahan Kementerian BUMN agar melakukan unlock value, untuk perusahaan dengan kategori vaksin.

Baca juga : Ciputra Golfpreneur 2022, Pegolf RI Diharapkan Bisa Jadi Juara

Meski demikian, ia masih mempertimbangkan waktu pelaksanaan IPO tersebut. Mengingat tahun depan Indonesia akan memasuki event besar, yaitu Pemilu.

“Kami masih lihat timing-nya. Apalagi 2023 banyak agenda dan itu jelang tahun politik. Investor biasanya cenderung wait and see,” sambungnya.

Ia memastikan, IPO juga bukan satu-satunya pilihan bagi Bio Farma. Sebab, masih ada opsi lainnya yaitu mencari investor strategis untuk masuk dan berinvestasi di perusahaan tersebut.

Baca juga : Bareskrim Tetapkan Tiga Bos PT RUBS Jadi Tersangka

Sekadar informasi, Holding Farmasi dibentuk pada 31 Januari 2020. Dan kini memiliki 13 fasilitas manufaktur farmasi untuk produksi vaksin, obat, herbal, dan alat kesehatan.

Holding Farmasi ini juga telah mengekspor berbagai produk ke lebih 150 negara di seluruh dunia. Bahkan, menyuplai dua per tiga kebutuhan vaksin polio secara global.

Bio Farma beserta anak usahanya juga memiliki 1.262 jaringan distribusi ritel farmasi, 600 klinik kesehatan, dan 62 laboratorium diagnostik.

Baca juga : Mudahkan Pasien, Bayar Tagihan Rumah Sakit Kini Bisa Non Tunai

Menanggapi ini, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menyambut positif rencana tersebut.

Sebab, menurutnya, dengan penggabungan dua holding BUMN yang sama-sama bergerak di sektor kesehatan ini, bisa menghadirkan layanan kesehatan yang end to end.

Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun, maka sudah seharusnya mendorong seluruh perusahaan kesehatan hingga lembaga Pemerintah berbenah diri di sektor produk dan jasa kesehatan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.