Dark/Light Mode

Konsumen Terganggu Iklan Yang Nggak Nyambung

Perusahaan Digital Bisa Rugi Sampai 280 Triliun

Senin, 22 Juli 2019 05:21 WIB
Konsumen Terganggu Iklan Yang Nggak Nyambung Perusahaan Digital Bisa Rugi Sampai 280 Triliun

RM.id  Rakyat Merdeka - Facebook mengumumkan hasil riset terbarunya yang menunjukkan perusahaan e-commerce berpotensi merugi 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 280 triliun setiap tahun. Alasannya, karena ada friksi alias gangguan ketika pengguna berkunjung ke platform e-commerce, sehingga batal berbelanja.

Studi ini bertajuk Zero Friction Future, yang dikerjakan Facebook bersama Boston Consulting Group (BSC), dan Growth for Knowledge (GfK). Berdasarkan riset itu, 94 persen masyarakat Indonesia menemukan friksi atau hambatan saat berbelanja.

Marketing Science Lead Facebook Indonesia Adisti Latief mengatakan, mayoritas masyarakat sangat terganggu dengan friksi di platform e-commerce. Karena itu, Facebook menilai pelaku usaha di industri ini kehilangan potensi pendapatan Rp 280 triliun.

“Kami melihat belum semua pelaku bisnis siap untuk memenuhi ekspektasi konsumen. Akibatnya banyak konsumen yang berhenti di tengah berbagai fase belanjanya,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Ada Daerah Yang 61 Hari Nggak Hujan, Pemerintah Siapkan Antisipasi dan Mitigasi Dampak Kekeringan

Friksi yang dimaksud, seperti iklan yang tidak relevan dengan keinginan konsumen, kurangnya informasi atau ulasan terkait suatu produk hingga rumitnya proses transaksi. Ketidaktahuan pelaku usaha mengenai keinginan konsumen ini membuat me￾reka kehilangan pendapatan.

Riset tersebut menunjukkan, friksi yang paling sering dikeluhkan konsumen adalah iklan yang tidak relevan. Sebanyak 61 persen responden batal belanja karena penawaran tidak sesuai dan iklan yang tidak sesuai keinginan mereka.

“Relevansi ads menjadi salah satu drop of point di typical consumer,” katanya.

Lalu, 55 persen konsumen batal bertransaksi karena kurangnya ulasan mengenai produk atau toko. Selain itu, 60 persen responden jasa keuangan berharap adanya konsistensi antara iklan dan harga asli produk.

Baca juga : Facebook Kembangkan Pembayaran Digital

Kemudian, 66 persen lainnya me ngeluh karena panjangnya proses pendaftaran dan lamanya kon- firmasi. Kemudian, 63 persen jasa keuangan dan 65 persen dari e-commerce batal berbelanja karena sulit menghubungi customer support.

Studi Zero Friction Future ini dilakukan dari September hingga Oktober 2018 yang di ikuti oleh 1.600 konsumen In donesia. Meliputi pengguna smartphone dengan kisaran umur 18-54 tahun.

Para pengguna tersebut merupakan orang-orang yang pernah membeli produk atau jasa di platform online maupun offline dari industri jasa keuangan, ritel, e-commerce dan industri perjalanan wisata. Serta konsumen yang melakukan pen carian online sebelum melakukan transaksi secara offline.

Client Partnert Facebook Aldo Rambie mengatakan, pihaknya me nawarkan solusi melalui media sosial dan aplikasi percakapan yang mereka punya, yakni Facebook, Instagram dan Messenger. Serta WhatsApp untuk mengatasi masalah ini. Ia mengatakan, ada tiga solusi yang ditawarkan yakni meningkatkan kunjungan (discovery), kesesuaian iklan (link ads), dan memaksimalkan peran costumer support.

Baca juga : Pastikan Pemudik Aman, Satu Pesawat Di Ramp Check Bisa Sampai 3 Kali

“Kami akan gunakan influencer dan Instagram untuk (solusi) discovery,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.