Dark/Light Mode

Hadapi Resesi Dunia, Ini Saran Praktisi Restrukturisasi Utang

Jumat, 30 September 2022 16:29 WIB
Infografis. (IST)
Infografis. (IST)

 Sebelumnya 
Menurut Hendra, resesi global tahun depan kemungkinan akan menaikan angka permohonan pailit dan PKPU karena debitur yang utangnya sudah jatuh tempo dan dapat ditagih, tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban.

Sementara pihak kreditur juga memerlukan uang tersebut guna menjaga kesehatan keuangan perusahaan mereka.

Baca juga : Hadapi Transformasi Digital, Indonesia Butuh Banyak Talenta

"Saran saya dalam menghadapi resesi kali ini adalah para pelaku usaha dan rumah tangga memerlukan endurance atau stamina agar mampu bertahan dalam jangka panjang. Antara lain, mulai mengerem pengeluaran yang tidak perlu dan menyisihkan uang agar kita punya dana tunai darurat apabila diperlukan. Sebab kita akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan," kata dia.

Apabila mau investasi lanjut Hendra, maka sebaiknya ambil investasi beresiko rendah. Investasi beresiko tinggi itu seperti pasar saham atau reksa dana di pasar saham karena dana kita akan berkurang apabila nilainya jatuh.

Baca juga : Mulai 11 Oktober, Jepang Longgarkan Pembatasan Untuk Turis Asing

"Untuk pelaku usaha, sebaiknya mulai melakukan restrukturisasi utang dengan kreditur agar tidak jatuh tempo pada saat resesi global melanda Indonesia," ujar Hendra.

Hendra juga mewanti wanti semua pihak harus mewaspadai dengan resiko stagflasi, yaitu inflasi dan kontraksi ekonomi yang terjadi bersamaan saat resesi ekonomi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.