Dark/Light Mode

Pesan Jokowi Kepada Pengusaha Kadin

Tak Boleh Ada Rakyat Miskin Di Lokasi Perusahaan Besar

Selasa, 4 Oktober 2022 06:20 WIB
Ketua Umum Ka­din Indonesia Arsjad Rasjid. (Tangkapan layar YouTube Kadin Indonesia).
Ketua Umum Ka­din Indonesia Arsjad Rasjid. (Tangkapan layar YouTube Kadin Indonesia).

 Sebelumnya 
Jokowi berharap, kemitraan ini akan lebih menyambungkan antara kebutuhan pasar dengan produsen. Selain itu, agar produk yang dihasilkan tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga dapat dibawa untuk pasar ekspor.

“Kalau ini bisa berjalan, saya meyakini akan berefek pada ter­tanganinya dengan cepat dan baik kemiskinan ekstrem,” ucapnya.

Bantu Dongkrak UMKM Naik Kelas

Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah ikut mem­bantu usaha Kadin mendongkrak produk UMKM naik kelas. Bantuan yang dimaksud, yakni berupa identifikasi perenca­naan dan proyek percontohan di daerah-daerah.

Baca juga : Pengamat: Kebijakan BLT BBM Diapresiasi Masyarakat

Kemudian, Pemerintah juga memberikan bantuan dalam ben­tuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) seperti banyak yang diminta oleh UMKM.

“Jumlah KUR tahun ini Rp 373 triliun dan akan dinaikkan tahun depan menjadi Rp 460 triliun, sesuai arahan Bapak Presiden,” kata Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, jumlah kredit yang akan disalurkan bagi usaha menengah dipastikan naik.

Selama ini, hanya sekitar Rp 1.200 triliun. Nah, ini akan dinaikkan plafonnya menjadi Rp 1.800 triliun pada 2024.

Baca juga : Komitmen Presiden Jokowi Dan FIFA Lakukan Transformasi Sepak Bola Indonesia Diapresiasi Pakar

Arsjad Rasjid mengatakan, melalui gerakan kemitraan inklusif untuk UMKM naik kelas, Kadin mengajak stake­holders, khususnya perusahaan-perusahaan besar berkolaborasi dengan UMKM.

“Kami mengajak bergotong-royong demi menguatkan per­tumbuhan tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia, yakni UMKM,” ajak Arsjad.

Menurut Arsjad, dengan jumlahnya yang mencapai 64,2 juta, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun, UMKM memiliki kontribusi sangat besar terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan ekonomi Indonesia.

Arsjad menuturkan, saat ini dunia dihadapi dengan gejolak ekonomi. Utamanya dipicu perang Ukraina dan Rusia. Kon­disi ini menyebabkan inflasi dan krisis rantai pasok, krisis pangan dan energi. Akibatnya, ekonomi dunia diperkirakan akan turun menjadi 2,9 persen dari 5,7 persen tahun ini.

Baca juga : Lestari Harap Pengawasan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Diperkuat

Bos Indika Energy ini khawatir, kondisi tersebut berpo­tensi menurunkan permintaan dan omzet perusahaan. Tantangan itu sangat berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih relatif rentan terhadap gejolak ekonomi.

“Karena itu, Kadin dan peru­sahaan besar bersedia mengan­deng UMKM sebagai mitranya,” pungkas Arsjad. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.