Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Pesan Jokowi Kepada Pengusaha Kadin
Tak Boleh Ada Rakyat Miskin Di Lokasi Perusahaan Besar
Selasa, 4 Oktober 2022 06:20 WIB
Sebelumnya
Jokowi berharap, kemitraan ini akan lebih menyambungkan antara kebutuhan pasar dengan produsen. Selain itu, agar produk yang dihasilkan tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga dapat dibawa untuk pasar ekspor.
“Kalau ini bisa berjalan, saya meyakini akan berefek pada tertanganinya dengan cepat dan baik kemiskinan ekstrem,” ucapnya.
Bantu Dongkrak UMKM Naik Kelas
Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah ikut membantu usaha Kadin mendongkrak produk UMKM naik kelas. Bantuan yang dimaksud, yakni berupa identifikasi perencanaan dan proyek percontohan di daerah-daerah.
Baca juga : Pengamat: Kebijakan BLT BBM Diapresiasi Masyarakat
Kemudian, Pemerintah juga memberikan bantuan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) seperti banyak yang diminta oleh UMKM.
“Jumlah KUR tahun ini Rp 373 triliun dan akan dinaikkan tahun depan menjadi Rp 460 triliun, sesuai arahan Bapak Presiden,” kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, jumlah kredit yang akan disalurkan bagi usaha menengah dipastikan naik.
Selama ini, hanya sekitar Rp 1.200 triliun. Nah, ini akan dinaikkan plafonnya menjadi Rp 1.800 triliun pada 2024.
Arsjad Rasjid mengatakan, melalui gerakan kemitraan inklusif untuk UMKM naik kelas, Kadin mengajak stakeholders, khususnya perusahaan-perusahaan besar berkolaborasi dengan UMKM.
“Kami mengajak bergotong-royong demi menguatkan pertumbuhan tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia, yakni UMKM,” ajak Arsjad.
Menurut Arsjad, dengan jumlahnya yang mencapai 64,2 juta, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun, UMKM memiliki kontribusi sangat besar terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan ekonomi Indonesia.
Arsjad menuturkan, saat ini dunia dihadapi dengan gejolak ekonomi. Utamanya dipicu perang Ukraina dan Rusia. Kondisi ini menyebabkan inflasi dan krisis rantai pasok, krisis pangan dan energi. Akibatnya, ekonomi dunia diperkirakan akan turun menjadi 2,9 persen dari 5,7 persen tahun ini.
Baca juga : Lestari Harap Pengawasan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Diperkuat
Bos Indika Energy ini khawatir, kondisi tersebut berpotensi menurunkan permintaan dan omzet perusahaan. Tantangan itu sangat berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih relatif rentan terhadap gejolak ekonomi.
“Karena itu, Kadin dan perusahaan besar bersedia mengandeng UMKM sebagai mitranya,” pungkas Arsjad. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya