Dark/Light Mode

Komit Terapkan Transformasi Dan AKHLAK

Fondasi BUMN Kokoh Hadapi Resesi Ekonomi

Jumat, 4 November 2022 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diyakini mampu bertahan dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi tahun depan. Sebab, fondasi perusahaan pelat merah ini sudah semakin kuat pasca melakukan transformasi dan menjalani core value AKHLAK.

Associate Director BUMN Research Group LM-FEUI (Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) Toto Pranoto mengatakan, perbaikan kinerja BUMN merupakan buah dari transformasi yang dijalankan sejak 2019.

Seperti diketahui, beberapa langkah transformasi telah dilakukan. Termasuk percepatan pembentukan beberapa holding company baru di BUMN, langkah merger BUMN, serta upaya likuidasi beberapa BUMN.

Baca juga : Gencar Transformasi, Laba BTN Meroket 50,11 Persen

Toto meyakini, langkah ini dilengkapi dengan penguatan sistem terkait pengelolaan manajemen risiko dan upaya konsolidasi laporan keuangan seluruh BUMN.

“Hal ini dimaksudkan sebagai penguatan daya saing dan penguatan proses monitoring kinerja BUMN,” jelasnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Disebutkan Toto, Menteri BUMN Erick Thohir menunjukkan data pertumbuhan kinerja BUMN sepanjang 2021 yang makin baik dibandingkan kondisi 2020. Pendapatan BUMN pada 2021 naik 18,8 persen dari tahun 2020 menjadi Rp 2.295 triliun atau sekitar 160 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Baca juga : HUT Ke-30, Adaro Energy Mantapkan Transformasi Di 3 Pilar Bisnis

Tak hanya itu, keuntungan konsolidasi BUMN melonjak 838 persen dari Rp 13 triliun (892 juta dolar AS) pada 2020 menjadi Rp 124,7 triliun (9 miliar dolar AS) pada 2021.

Total aset BUMN juga meningkat menjadi Rp 8.978 triliun (630 miliar dolar AS) pada akhir 2021, atau setara 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Meskipun sudah terdapat perbaikan kinerja BUMN, perlu dicatat bahwa beberapa masalah lainnya masih muncul. Dan memerlukan penanganan lebih baik,” katanya.

Baca juga : Erick: BUMN Harus Jadi Pemain Global

Salah satunya terkait makin menumpuknya utang BUMN. Sehingga, menurut Toto, permasalahan tersebut harus segera dicarikan jalan keluarnya. Sebagai informasi, utang konsolidasi BUMN pada 2021 telah mencapai Rp 1.500 triliun.

Beberapa perusahaan pelat merah dengan utang besar itu antara lain PLN (Rp 643 triliun), Pertamina (Rp 237 triliun), Garuda (Rp 184 triliun), BUMN Karya (WSKT/ADHI/WIKA total Rp 170 triliun), PTPN (Rp 43 triliun), serta Angkasa Pura I (Rp 35 triliun).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.