Dark/Light Mode

TF ESC-B20 Beri Napas Baru Bumi Dari Sektor Industri

Sabtu, 12 November 2022 08:00 WIB
Direktur Utama PT Pertamina yang juga Chair Task Force (TF) Energy Sustainability & Climate (ESC) Nicke Widyawati (kiri), bersama Managing Director Jababeka Infrastruktur yang juga Deputi TF ESC Agung Wicaksono (kedua kiri), pihak Hitachi dan L Oreal, melakukan penandatanganan mendukung Jababeka Net Zero Cluster, di Kintamani 2, Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua Bali, kemarin. (Foto: Ist).
Direktur Utama PT Pertamina yang juga Chair Task Force (TF) Energy Sustainability & Climate (ESC) Nicke Widyawati (kiri), bersama Managing Director Jababeka Infrastruktur yang juga Deputi TF ESC Agung Wicaksono (kedua kiri), pihak Hitachi dan L Oreal, melakukan penandatanganan mendukung Jababeka Net Zero Cluster, di Kintamani 2, Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua Bali, kemarin. (Foto: Ist).

 Sebelumnya 
Peran Indonesia

Perubahan iklim serta kualitas udara adalah tanggung jawab manusia di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali, adalah Indonesia yang berperan sebagai salah satu paru-paru dunia, melihat peringatan perubahan iklim begitu nyata perlu dibentuk diskusi khusus dalam pertemuan konferensi tingkat tinggi antara negara, dalam konsep G20.

Baca juga : Erick: GATF 2022, Bukti Nyata Akselerasi Garuda Dalam Transformasi

Momentum G20 di Bali, adalah peran sentral Indonesia untuk menjadi jembatan bagi negara yang siap menuju transisi energi terbarukan. Mengembalikan nafas dunia adalah misi utama dari pembahasan transisi energi dalam misi utama forum diskusi transisi energi.

Task Force ESC-B20 berhasil melahirkan Green Industrial Cluster pertama di Asia Tenggara berkolaborasi dengan Jababeka. Perhatian terhadap dekarbonisasi di industri, memberikan petanda bahwa industri hijau harus segera diwujudkan dalam rangka peralihan industru berkelanjutan.

Baca juga : International Challenge 2022. PBSI Siapkan 5 Wakil Di Sektor Ganda

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, yang juga berperan sebagai Chair TF ESC-B20 menjelaskan tiga rekomendasi final dari TF ESC-B20 yang dimaksud yakni pertama, mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas karbon dari penggunaan energi. Kedua, memastikan transisi yang berkeadilan dan terjangkau. Dan ketiga, meningkatkan akses serta kemampuan konsumen untuk mengonsumsi energi bersih juga modern. Nicke menjelaskan poin utamanya adalah Indonesia mendukung dekarbonisasi industri akan mempercepat emisi nol bersih yang ditargetkan tahun 2060 atau lebih cepat.

Green Industrial Cluster adalah wujud dari rekomendasi pertama mengenai transisi penggunaan energi berkelanjutan, dengan mengusung konsep Klaster Industri Net Zero. Pandemi Covid-19 sempat menghentikan sejenak kegiatan industrial, tidak disangka hal tersebut mampu menekan penurunan emisi karbon sebesar 6 persen pada tahun 2020, meskipun hal tersebut masih jauh dari target penurunan karbon.

Baca juga : OJK: Perubahan Iklim Beri Dampak Buruk Sektor Keuangan

Persoalan emisi karbon di sektor industri, banyak terdampak dari energi listrik yang dibutuhkan. Kebutuhan listrik sektor industri di Indonesia masih didominasi oleh batu bara, di mana dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pencemaran udara oleh hasil pembakaran pemanasan uap.

Panas uap di PLTU dihasilkan dari proses pembakaran batu bara, asap yang muncul adalah hal buruk bagi kualitas udara. Oleh karena itu, komitmen Indonesia adalah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi 31,89 persen dengan upaya sendiri, dan 43,20 persen dengan bantuan internasional, melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.