Dark/Light Mode

Dorong UKM Tembus Rantai Pasok Global, Kemenkop UKM Gaet BUMN & Usaha Besar

Selasa, 22 November 2022 11:20 WIB
Ilustrasi UKM. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi UKM. (Dok. Istimewa)

 Sebelumnya 
Ia merinci, beberapa program kemitraan Kementerian Koperasi dan UKM dalam membangun ekosistem rantai pasok. Yaitu, pertama, Kemenkop UKM melakukan pengembangan rantai pasok perikanan tangkap Indonesia, bekerja sama dengan SPDN Pertamina, Perindo, Himbara, dan usaha besar lainnya sebagai offtaker.

Kedua, pengembangan kemitraan pemasaran produk UMKM dengan Kimia Farma, saat ini 40 UKM terfasilitasi bermitra dengan Kimia Farma dengan produk di bidang kesehatan khususnya herbal dan spa.

Ketiga, pengembangan rumah produksi bersama untuk memperkuat hilirisasi dalam ekosistem rantai pasok UMKM yang direncanakan pada akhir tahun 2024 dapat terbangun di 18 lokasi.

Baca juga : Gaet Agregator, Kemenkop UKM Ajak ASN Belanja Produk UMKM

Selain itu sejak 2021 kata Hanung, Kemenkop UKM bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian BUMN berkomitmen menjalin kerja sama yang dituangkan melalui Nota Kesepahaman yang bertujuan untuk menghubungkan pelaku KUMKM dan Industri Kecil, Menengah (IKM) untuk terhubung ke dalam rantai pasok global (global value chain), sehingga mendorong peningkatan ekspor dan penguatan substitusi impor.

Sebagai tahap awal implementasi kerja sama ini, telah terjamin kemitraan antara koperasi, UMKM dan IKM dengan enam BUMN yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani, dan RNI (Persero).

“Hasil sinergi ini sebanyak 216.590 UKM telah bermitra dengan 6 BUMN dengan nilai transaksi lebih dari Rp 2,5 triliun dan nilai transaksi KUMKM/IKM yang telah masuk dalam Pasar Digital (PaDi) sebesar Rp 22,6 triliun,” kata Hanung.

Baca juga : Ramaikan G20, Kemenkop UKM Siap Pamerkan Future SMEs Village Produk Indonesia

Saat ini program diperluas menjadi 17 BUMN dan banyak usaha besar yaitu PT Inka, Perum Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam, PT Perikanan Indonesia, PT Bio Farma, PT Perkebunan Nusantara III, PT Pindad, PT Pupuk Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri.

Melalui Forum Kemitraan UKM dengan BUMN dan Usaha Besar yang akan diselenggarakan nanti, Hanung berharap, mampu menjaring 500 pelaku UKM yang potensial dan sudah terkurasi untuk bermitra dengan perusahaan BUMN dan Usaha Besar, yang juga didukung oleh Lembaga Keuangan dan menjadi bagian kebangkitan ekonomi Indonesia.

Hingga saat ini tercatat, jumlah UMKM yang mencapai 64,2 juta unit dan mampu berkontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen, kontribusi ekspor UMKM sebesar 15,65 persen, menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, serta dapat menghimpun 60,4 persen dari total investasi.

Baca juga : Tangani Kasus Kekerasan Seksual, Kemenkop UKM Bentuk Tim Independen

“Dari sinilah terlihat bahwa keberadaan UMKM yang bersifat padat karya mampu menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk bekerja,” ujarnya.

UKM tidak hanya melakukan aktivitas di dalam negeri, namun kini dapat berpartisipasi dalam perdagangan global antar negara, baik dalam proses pembuatannya maupun dalam transaksi hasil produksinya.

“Peningkatan standar dan kualitas produksi harus dikembangkan agar UKM dapat terus bersaing di pasar global dan memenuhi permintaan pasar secara efektif dan efisien. Ke depan UKM diharapkan dapat menembus Rantai Pasok Global,” ujar Hanung. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.