Dark/Light Mode

RUU PPSK Jadi Momentum Kesetaraan Bisnis Bagi Koperasi Simpan Pinjam

Kamis, 24 November 2022 16:58 WIB
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Revrisond menegaskan, konsep dasar yang perlu dipahami terkait koperasi yakni bahwa koperasi merupakan badan usaha yang berkembang dan tidak baku, koperasi berasal dari Eropa yang kemudian berkembang ke seluruh dunia.

Berbagai jaringan koperasi dari sejumlah negara membentuk International Cooperative Alliance (ICA) guna menyatukan gerakan-gerakan koperasi di setiap negara agar terjadi keseragaman, terutama dalam cara memandang jati diri koperasi yang sejati. Namun, banyak yang menganggap koperasi asli dari Indonesia.

Baca juga : Rayakan Hari Jadinya Ke-6, Astra Property Gelar Pameran Seni

“Kalau mau bicara konsep koperasi, kita tinggal mengikuti aja perkembangan dunia seperti perkembangan di ICA, di Inggris, di Prancis, di Jerman, di Skandinavia, di Jepang, dan di Singapura,” jelasnya.

Dikatakan Revrisond, sebenarnya sangat sederhana. Namun karena terlanjur menganggap koperasi asli Indonesia, kemudian tidak mau menoleh (mencontoh negara-negara lain). Sehingga (koperasi di Indonesia) jadi tidak berkembang dan pengetahuan mengenai perkembangan koperasi di dunia masih dianggap sama.

Baca juga : PPP Bantu Korban Gempa Cianjur

Dampaknya koperasi Indonesia justru dianggap setara dengan sektor UMKM, padahal koperasi memiliki potensi besar, hingga mungkin menjadi berskala multinasional. Dalam arti, koperasi tidak hanya mampu mencapai level UMKM saja.

Dia mencontohkan, beberapa koperasi yang berkembang menjadi perusahaan multinasional. Di antaranya ialah koperasi asal Prancis seperti Crédit Agricole Group yang menjadi bank kedua terbesar di negara tersebut.

Baca juga : Harkopnas Tahun Depan Momentum Tegakkan Asas Kekeluargaan Koperasi

Kemudian juga Rabobank di Belanda, Mondragon di Spanyol, dan Huawei di China. Menimbang hal tersebut, Revrisond mendorong Pemerintah memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan koperasi di dunia internasional, dia turut mendoronh perluasan kerja sama dan pergaulan dengan koperasi internasional.

“Intinya, memperkaya pengetahuan mengenai perkembangan koperasi di dunia internasional, itulah yang paling mendasar. Marilah kita membuka diri untuk mengetahui perkembangan koperasi di dunia internasional, jangan terus-menerus terjebak dalam mitos seolah-olah koperasi itu asli Indonesia, (sehingga) tak perlu mendengar ICA, atau menoleh ke negara-negara Skandinavia, Inggris, dan sebagainya,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.