Dark/Light Mode

Lewat Program Hilirisasi, Ekonom Optimis Bahlil Mampu Capai Target Realisasi Investasi Rp. 1.400 T di tahun 2023

Kamis, 9 Maret 2023 22:01 WIB
Bahlil Lahadalia. (Foto: Ist)
Bahlil Lahadalia. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Rosdiana Sijabat optimis dengan strategi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk mencapai target investasi sebesar Rp 1.400 triliun pada tahun 2023 dengan menggenjot hilirisasi.

Optimisme tersebut, kata Rosdiana, juga berkaca dari keberhasilan Menteri Bahlil yang mampu melampaui setiap target realisasi investasi dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan.

“Berdasarkan kinerja realisasi investasi pada tahun 2022 lalu, bahwasanya kita optimis di tahun lalu juga investigasi kita relatif baik, ketika pemerintah mulai mengagendakan hilirisasi di berbagai sektor, terutama sektor berbasis komoditas dan pertambangan mungkin juga sektor-sektor industri lain, kita tahu ini adalah potensi yang besar,” ujar Rosdiana, Kamis (9/3).

Baca juga : Wapres Optimis Capai Target 0% Penurunan Kemiskinan Pada 2024

Menurutnya, kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia menjadi daya tarik bagi investor agar menggelontorkan dananya membangun industri hilirisasi untuk menjawab kebutuhan energi dimana secara global sedang mengalami krisis energi.

Tinggal bagaimana pemerintah memberikan sebuah kebijakan yang dapat membawa investor masuk tanpa ragu masuk membangun industri di dalam negeri.

“Misalnya nikel kita yang terbesar cadangannya di dunia, banyak negara tentu seharusnya menjadi tertarik atau investor asing untuk bisa masuk ke sektor-sektor yang pada akhirnya nanti hilirisasi oleh pemerintah Indonesia, tidak hanya nikel,” paparnya.

Baca juga : Lampaui Target, Realisasi Investasi 2022 Tembus Rp 1.207,2 T

“Pemerintah harus membuat bagaimana kebijakan untuk hilirisasi industri itu diikuti dengan daya tarik bagi investor asing untuk masuk ke dalam sektor-sektor yang dihilirisasi,” imbuh Rosdiana.

Rosdiana menyebut, permintaan terhadap energi secara global sangat tinggi baik itu yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) maupun energi yang masih bersumber dari fosil.

“Potensi komoditas Indonesia itu cukup tinggi dan banyak sekali negara-negara lain tahu potensi betapa besarnya kita di bidang itu. Jadi investasi berbasis dan berorientasi kepada ekonomi hijau itu juga sangat penting,” jelasnya.

Baca juga : Naik 42,1 Persen, Realisasi Investasi Kuartal III Tembus Rp 307,8 T

Diingatkannya, tantangan pemerintah saat ini di tahun 2023 kata Rosdiana ialah para investor masih belum secara maksimal untuk mengeluarkan uangnya karena masih melihat stabilitas keamanan dalam negeri.

“Artinya di tahun 2023 ini mungkin mereka tidak secara all out investor itu tidak akan secara all out untuk melakukan investasi di Indonesia secara optimal karena ada ekspektasi tentang perubahan dinamika politik perubahan kebijakan ekonomi yang diikuti oleh dinamika politik,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.