Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Analis: Tiga Bank Amerika Tutup Tak Berdampak Ke Indonesia

Selasa, 14 Maret 2023 16:50 WIB
Ilustrasi. (IST)
Ilustrasi. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiga bank yang selama ini dikenal sebagai pendukung kuat industri uang digital, serta pemberi pinjaman utama perusahaan-perusahaan rintisan ditutup atau diambil alih pemerintah Amerika Serikat (AS).

Hal ini dilakukan karena memburuknya neraca keuangan dan tidak mampu memenuhi penarikan dana besar-besaran dari para deposan.

Tiga Bank AS yang ditutup itu adalah Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank. Para analis ekonomi pun menyebut penutupan 3 bank ini adalah peristiwa kebangkrutan terbesar industri keuangan sejak krisis besar tahun 2007 – 2008.

Ambruknya ketiga bank tersebut menimbulkan kekuatiran resiko merembet ke sektor dan negara lain sehingga menimbulkan stabilitas sistem keuangan global.

Baca juga : Dubes Inggris Owen Jenkins Perkuat Pemberdayaan Anak Dan Perempuan Indonesia

Apalagi, keruntuhan Silicon Valley Bank berdampak kepada perusahaan rintisan terutama apabila perusahaan modal ventura yang selama ini mendukung keuangan perusahaan rintisan menyimpan dana di bank tersebut.

Menanggapi hal ini, analis hukum kepailitan dan restrukturisasi utang Hendra Setiawan Boen, menilai Indonesia tak perlu ikut-ikutan panik, karena kebangkrutan tiga bank Amerika Serikat tak akan berdampak signifikan bagi sektor keuangan Indonesia.

"Penutupan tiga bank besar di Amerika Serikat itu juga tidak akan sampai mengulang kembali krisis ekonomi seperti tahun 2007-2008," ujar Hendra Boen, praktisi hukum kepailitan dan restrukturisasi utang dari kantor Frans & Setiawan Law Office, Jakarta (14/3/2023).

Hendra Boen menyebut sejumlah alasan kenapa Indonesia tak perlu panik. Pertama, pemerintah Amerika Serikat telah bergerak cepat mengantisipasi dengan memastikan semua deposan akan dapat mengambil kembali uang mereka.

Baca juga : AP I Pastikan Penerbangan Di Bandara YIA Tak Terdampak Erupsi Gunung Merapi

"Karena sejak krisis subprime mortgage tahun 2007, pemerintah Amerika telah mencadangkan uang lebih dari 100 miliar dolar AS sebagai jaring pengaman apabila terjadi peristiwa semacam ini,” terang Hendra.

Hendra menambahkan bahwa kejadian ini hanya berdampak besar kepada negara yang memiliki cabang dari tiga bank tersebut. Itupun pemerintah negara-negara tersebut segera melakukan upaya untuk memitigasi resiko.

Inggris misalnya lolos dari krisis karena bank HSBC bersedia membeli Silicon Valley Bank cabang Inggris dengan harga 1 poundsterling dan menjamin simpanan deposan.

Selain itu, perusahaan rintisan yang menerima pendanaan dari ketiga cabang itu akan kesulitan seperti di Republik Rakyat China.

Baca juga : Kembali Digelar, Astranauts Jaring Startup & Mahasiswa Berpotensi

"Namun sepengetahuan saya ketiga bank yang bankrut tersebut tidak memiliki cabang di Indonesia. Kalaupun ada, perusahaan rintisan Indonesia atau perusahaan crypto yang menyimpan atau menerima dana dari ketiga bank maka kesulitan keuangan hanya terlokalisir pada perusahaan-perusahaan tersebut, yang terlalu kecil untuk bisa berdampak sistemik kepada keuangan Indonesia,” ujar Hendra.

Hendra juga yakin bahwa perbankan Indonesia memiliki kecukupan modal yang tinggi sehingga akan mampu membendung gejolak keuangan dan likuiditas global.

“Yang terpenting, secara fundamental, saat ini Indonesia sudah jauh lebih kuat dari siap daripada saat terjadinya krisis moneter 1997 dan krisis subprime mortgage tahun 2007. Perangkat institusional dan aturan-aturan juga sudah lebih rigid yang memungkinkan Indonesia mengarungi krisis keuangan,” tutup Hendra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.