Dark/Light Mode

Utang Turun Lho…

Sabtu, 15 April 2023 08:29 WIB
Utang luar negeri/Ilustrasi (Gambar: Istimewa)
Utang luar negeri/Ilustrasi (Gambar: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Posisi utang luar negeri Indonesia ternyata tak selalu menanjak. Februari lalu, terjadi penurunan lho.

Turunnya utang luar negeri Indonesia ini bisa dilihat dari catatan Bank Indonesia. Posisi utang luar negeri Indonesia pada Februari 2023 sebesar 400,1 miliar dolar AS atau setara Rp 6.001 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi Januari 2023 yang sebesar 404,6 miliar dolar atau setara Rp 6.069 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta. "Secara tahunan, posisi utang luar negeri Februari 2023 mengalami kontraksi sebesar 3,7 persen lebih dalam daripada kontraksi 2,0 persen pada bulan sebelumnya," ucapnya, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Baca juga : Jangan Terus Kecanduan Impor

Erwin menuturkan, utang luar negeri pemerintah pada Februari 2023 tercatat 192,3 miliar dolar AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 194,3 miliar dolar AS.

Secara tahunan, utang luar negeri pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih dalam, dari 2,5 persen (yoy) pada Januari 2023 menjadi 4,4 persen (yoy) pada Februari 2023. "Perkembangan tersebut didorong oleh pergeseran penempatan dana investor nonresiden pada surat berharga negara (SBN) domestik seiring dengan volatilitas pasar keuangan global yang masih tinggi," imbuhnya.

Erwin menerangkan, posisi utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali. Sebab, hampir seluruh utang luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total utang luar negeri pemerintah.

Baca juga : Inflasi AS Turun, Rupiah Joss

Utang luar negeri swasta juga menunjukkan penurunan. Pada Februari 2023, utang luar negeri swasta sebesar 198,6 miliar dolar AS atau setara Rp 2.919,4 triliun. Angka ini turun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 201,0 miliar dolar AS atau setara Rp 2.954,7 triliun.

"Secara tahunan, utang luar negeri swasta mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih dalam, dari sebesar 1,7 persen (yoy) pada Januari 2023 menjadi 3,4 persen (yoy) pada Februari 2023. Perkembangan tersebut disebabkan kontraksi pertumbuhan utang luar negeri lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 6,2 persen (yoy) dan 2,7 persen (yoy)," jelas Erwin.

Secara total, rasio utang luar negeri ndonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap terjaga di kisaran 29,9 persen. Angka ini juga menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,3 persen.

Baca juga : Luhut: Masih Kecil

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi. Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Jumlah utang luar negeri ini jadi obrolan di dunia maya. Sebagian warganet bingung bagaimana harus merespons berita ini. Utang turun, tapi jumlahnya masih tinggi.  "Harus bangga atau urut dada ini," tulis @taharuddin.

Dengan masih tingginya utang luar negeri itu, akun @joxpalong sampai geleng-geleng kepala. "Luar biasa ya," cetusnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.