Dark/Light Mode

Begini Kesiapan PLN Kaltim Sambut Ibukota Negara Baru

Jumat, 30 Agustus 2019 06:17 WIB
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Djoko Dwijatno (kedua kanan), Senior Manager Distribusi PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Khairullah (kanan) saat memaparkan kesiapan PLN Kaltim menyambut rencana kepindahan Ibukota Negara baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kertanegara. Fazry/RM
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Djoko Dwijatno (kedua kanan), Senior Manager Distribusi PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Khairullah (kanan) saat memaparkan kesiapan PLN Kaltim menyambut rencana kepindahan Ibukota Negara baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kertanegara. Fazry/RM

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltim-Kaltara) sudah menyiapkan sejumlah program kelistrikan yang andal untuk memasok listrik ke Ibukota Negara Baru.

Salah satu program yang bakal diterapkan yakni, konsep Listrik Zero Down Time. PLN mengupayakan tidak akan ada pemadaman dalam kondisi apapun di wilayah Ibukota baru nantinya.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara Djoko Dwijatno mengakui, PLN punya waktu sekitar 4 tahun untuk ikut menyiapkan infrastruktur kelistrikan jika Ibukota Negara, jadi pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Ke Kabupaten Kutai Kartanegara pada Tahun 2024. 

Upaya yang disiapkan agar listrik andal di Ibukota Baru diantaranya, menambah 12 Gardu Induk (GI) yang tersebar di sekitar lokasi Ibukota Negara baru.

"Akan dibangun lagi 3 pembangkit. Bangun transmisi sekitar 964 KMS sampai Tahun 2028. Konsep ini akan dibahas lagi secara intensif dengan PLN Pusat dan pemerintah," tutur Djoko saat menerima rombongan wartawan di kantor PLN UIW Kaltara, Kamis (29/8/2019).

Djoko menegaskan, saat ini, rasio elektrifikasi di dua wilayah calon ibukota negara sudah 100 persen. Semua sudah menikmati listrik, sebagian besar (98,4 persen) listrik dari PLN, ada juga dari perusahaan swasta. "Di dua wilayah itu semuanya sudah menikmati listrik."

Baca juga : Kemhan Kaji Sistem Pertahanan Ibukota Baru

Djoko menambahkan, upaya lain yang bakal dilakukan adalah membangun jaringan kabel bawah tanah (Under Ground Cable) untuk Jaringan Tegangan Tinggi dan Tegangan Menengah. Pembangkit dedicated untuk Ibukota dengan total kapasitas sekitar 100 MW (PLTD/PLTG) sebagai back-up dan line chargin. 

"Kemudian memperluas kawasan zero down time sampai Kawasan Bisnis dan Penunjang, (Tahun 2029)," papar Djoko.

Dikatakan, saat ini, ada beberapa GI yang berada dilokasi calon Ibukota baru, yakni : GI Petung (PPU), GI Kariangau, GI Karang Joang, GI Manggarsari (Balikpapan) dan GI Senipah (Kutai Kartanegara).

"Di dalam rencana penambahan Gardu Induk sesuai RUPTL 2019-2028, Gardu Induk terdekat dengan lokasi Ibu Kota adalah Gardu Induk Samboja dan Gardu Induk Sepaku," jelas Djoko.

Kelistrikan Kalimantan saat ini terdiri dari 2 sistem grid. Pertama, sistem Khatulistiwa (Kalimantan Barat). Kedua, Sistem Interkoneksi Kalimantan  (Interkoneksi antara sub sistem Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dan sub sistem Mahakam di Kalimantan Timur).

"Kaltim, Kalsel dan Kalteng sudah interkoneksi. Dari Palangkaraya, Bontang, Balikpapapan sampai Sangata," katanya.

Baca juga : Tepis Ada Konflik Internal, PKB Klaim Sebagai Bentuk Penyegaran

Bahkan kata dia, untuk wilayah calon ibukota sudah dilewati jaringan 150 kv (kilo volt), jaringan ini menghubungkan kalsel dan kaltim. 

"Di luar 2 sistem grid tersebut, kelistrikan di Kalimantan di-supply melalui sistem-sistem isolated," katanya.

Adapun hasil kajian sementara PLN menyebutkan, asumsi dasar kebutuhan listrik nantinya, konsumsi listrikper/kapita: 4.000 MW, sementara kebutuhan energi 6.000 GWh.  Dan kebutuhan produksi energi: 6.600 GWh dengan Beban Puncak: 1.196 MW. 

"Reserve Margin 30 persen, Kebutuhan daya sebesar 1.555 MW," katanya.

Djoko mengatakan, total pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan sampai dengan 2028 sesuai RUPTL 2019-2028  adalah,  Pembangkit : 4.324,8 MW, Transmisi : 10.232 kms serta Gardu Induk : 3.600 MVA.

PLN Siap 100 Persen

Baca juga : Iklan dan Ibukota Baru

Dengan sistem jaringan dan rencana program pembangunan infrastruktur kelistrikan tersebut, Djoko optimistis PLN siap 100 persen memasok listrik ke Ibukota baru di Kaltim.

Senior Manager Distribusi PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Khairullah menambahkan, total pengembangan Gardu Induk di Lokasi Ibukota Baru 2019 sampai 2028 yakni sebesar 90 MVA.

"Ada tambahan 12 Gardu Induk dan konsumsi listrik per/kapita 4000 MW itu memang desain untuk ibukota baru," katanya.

Kendati demikian, estimasi kebutuhan penambahan infrastruktur adalah berdasarkan pada perhitungan awal dengan asumsi minimal. Perhitungan kebutuhan yang lebih detail akan disesuaikan dengan koordinat lokasi pusat pemerintahan dan dilaksanakan bersama dengan kementerian terkait.

"Rencana kapasitas pembangkit ini masih gambaran umum, tergantung desain plant dari Bappenas nanti," tutup Khairullah. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.