Dark/Light Mode

Truk AMDK Dibatasi Saat Lebaran, Pedagang Air Galon Sempat Kekurangan Stok

Kamis, 4 Mei 2023 20:31 WIB
Truk pengangkut galon (Foto: Istimewa)
Truk pengangkut galon (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pedagang di wilayah Jabodetabek sempat kesulitan mendapatkan pasokan air minum dalam kemasan (AMDK) galon karena terhambatnya pengiriman dari distributor pada Lebaran lalu. Sementara, stok yang ada di gudang-gudang mereka sudah menipis dan permintaan dari para konsumen sangat tinggi.

Para pedagang air galon di Tangerang Selatan seperti Ciputat, Cirendeu, Cipayung, dan Kampung Utan, mengakui persediaan di gudang-gudang mereka sempat menipis saat momen Lebaran. Ucok, salah satu pedang di Ciputat, mengatakan, stok air galon yang menipis di gudangnya disebabkan distribusi tersendat dari distributor. “Stok air galon di gudang saya mulai menipis pada saat Lebaran dan sehari setelah Lebaran kemarin,” tuturnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (4/5).

Hal serupa disampaikan Supiati, pedagang air galon yang berjualan di Cirendeu. Dia menuturkan, stok air galonnya mulai menipis sejak sehari sebelum Lebaran dan hingga dua hari setelah Lebaran. “Saya sempat bertanya kepada distributor, dan mereka mengatakan stok air galon cuma sedikit karena pengiriman dari depo juga tidak ada,” katanya.

Bahkan, ada juga pedagang yang sampai saat ini belum dapat pasokan air galon. Seperti Arman, pedagang air galon di Cirendeu, yang mengatakan stok air galonnya saat ini masih kosong karena belum ada pengiriman sama sekali dari distributornya.

Kondisi yang sama dialami Yanto, yang berjualan air galon di Cipayung, dan Toto yang berjualan di Kampung Utan. Keduanya hampir kehabisan stok air galon pada momen Lebaran. Menurut mereka, menipisnya stok air galon di warung mereka karena belum adanya pengiriman dari pihak distributor.

Baca juga : Di Tengah Dinamika Politik Saat Lebaran, Erick Thohir Pilih Umrah

Tidak hanya di Tangerang Selatan, para pedagang di wilayah Jakarta Selatan juga sempat mengalami kekurangan stok air galon pada masa Lebaran kemarin. Tio, pedagang air galon di Jalan Wijaya Kusuma mengatakan, sempat mengalami kekurangan stok setelah Lebaran.

“Stok air galon saya sempat menipis. Saat setelah Lebaran, pengiriman sempat tersendat. Yang biasanya satu minggu bisa dikirim dua sampai tiga kali, namun setelah Lebaran lalu baru dikirim sekali saja,” terangnya.

Sutanto, pedagang air galon di Jakarta Selatan bahkan sempat kehabisan stok selama lima hari saat Lebaran dikarenakan tidak adanya pengiriman dari distributor. “Stok air galon di gudang saya tinggal sedikit karena pengirimannya sekarang agak berkurang,” ucapnya.

Pedagang air galon lainnya yang ada di wilayah Jakarta Selatan, Hidayat, mengutarakan, meski sudah menyetok sebanyak 300 galon sebelum Lebaran, tetap saja dia mengalami kekurangan stok karena permintaan dari konsumen tinggi. “Stok sempat menipis karena pengiriman sempat tersendat,” tuturnya.

Di Depok, para pedagang juga ikut mengalami kekurangan stok. Suyatno, pedagang air galon di Cimanggis, mengatakan stok air galonnya hanya tersisa 10 galon saja setelah Lebaran kemarin. Menurutnya, pembelian air galon pada masa-masa Lebaran ini meningkat tajam.

Baca juga : Silaturahmi Lebaran, Prabowo, Ical Dan Airlangga Duduk Semeja

“Banyaknya pesanan dari masyarakat itu, mungkin juga karena cuaca yang sangat panas sekarang ini. Yang biasanya cuma 50 galon per hari, saat ini penjualan bisa mencapai 100 galon,” terangnya.

Dia mengaku masih menunggu pengiriman stok lagi dari distributor. “Tapi, katanya stok di gudang distributornya belum stabil,” ungkapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta agar tidak ada lagi pembatasan truk angkutan barang di masa-masa liburan, baik Lebaran maupun Nataru. Para pengusaha menilai, pembatasan truk angkutan tersebut merugikan industri yang selama ini menjadi penopang perekonomian nasional.

Direktur Eksekutif APINDO Danang Girindrawardana mengungkapkan, para pengusaha akan mengkalkulasi kerugian yang diakibatkan pembatasan truk angkutan barang pada masa Lebaran 2023. Hal itu sudah pernah dibahas di kalangan dunia usaha sebelumnya. “Saat itu semua sepakat untuk dilakukan assesment berapa kerugian yang terjadi akibat adanya pembatasan tersebut,” ujarnya.

Koordinator Kebijakan Publik APINDO Lucia Karina menyampaikan, saat ini pihaknya tengah melakukan update dari para industri terkait data kerugian yang dialami akibat adanya kebijakan pelarangan truk sumbu tiga di masa Lebaran. “Saat ini, data-datanya sedang kami update dari para industri,” katanya.

Baca juga : Pasca Lebaran, Lestari Yakin Semangat Persaudaraan Semakin Meningkat

Supply Chain Indonesia (SCI) juga menilai pembatasan angkutan barang tidak perlu diberlakukan, baik pada saat momen Lebaran dan Nataru. Senior Consultant Supply Chain Indonesia Sugi Purnoto memberikan saran alternatif agar kebijakan tersebut tidak berisiko mengganggu kegiatan industri. "Salah satu saran SCI adalah memperbolehkan kendaraan angkutan barang melintas pada jalan arteri atau non tol agar tidak mengganggu lalu lintas pemudik di jalan tol," katanya.

Menurutnya, opsi ini dapat dipertimbangkan mengingat mayoritas pemudik kini sudah menggunakan Tol Trans Jawa. Kemenhub dan Korlantas Polri juga dapat memberlakukan jam operasional kendaraan angkutan barang. SCI merekomendasikan untuk memberlakukan jam operasional khusus angkutan barang pada malam hari, seperti mulai jam 20.00 hingga 05.00.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.