Dark/Light Mode

Omzet Turun, UMKM Teriak

Duh, Algoritma TikTok Utamakan Produk China

Senin, 19 Juni 2023 07:30 WIB
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. (Foto: Antara)
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
“Seperti prosedur pencairan dana dan proses pengaduan apa­bila dilakukan tindakan diskrimi­natif oleh pihak platform social commerce berupa shadowban,” te­gas Bhima saat dihubungi Rakyat Merdeka, Sabtu (17/6).

Bhima meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Per­dagangan (Kemendag), segera turun tangan. Jangan membiar­kan social commerce beroperasi secara liar. Karena kerugian dari sisi penjual cukup tinggi apabila platform bertindak sepihak.

“Aturan main harus adil, tidak ada bedanya berjualan live di tiktok shop dengan platform e-commerce lainnya,” imbau Bhima.

Baca juga : Orang Muda Ganjar Luncurkan Produk Kopi Pemoeda

Ia mendorong social commerce diatur dalam Peraturan Mendag. Perlindungan penjual dan kon­sumen harus diperketat.

“Lalu harus ada pengenaan pajak yang sama dengan plat­form e-commerce. Ini untuk memberikan ruang bagi Ditjen (Direktorat Jenderal) Pajak mengawasi transaksi social com­merce, sehingga ada pengawasan berlapis,” ungkap Bhima.

Ia meminta, agar proses stan­dar pencairan dana penjual diatur layaknya e-commerce lain, sehingga ada kepastian kapan dana bisa diperoleh penjual, khususnya UMKM yang cash flow-nya terbatas.

Baca juga : Tunjuk 8 UMKM Terbaik, Forum Kapnas Jabanusa Pamerkan Produk Unggulan

Selanjutnya, tambah Bhima, Algoritma TikTok shop juga perlu dibenahi karena berbeda dengan platform sejenis. Di sini TikTok dapat menaikkan penjualan seller tertentu tanpa pertimbangan fyp (for your page)/view terbanyak.

“Ini yang dikhawatirkan, algoritma bisa mendorong seller prioritas yang jual barang impor dibanding produk lokal,” katanya.

Keluhan para UMKM ini sangat disayangkan muncul setelah kedatangan Chief Execu­tive Officer (CEO) TikTok Shou Zi Chew ke Indonesia. Untuk diketahui, TikTok mengumum­kan rencananya untuk menginvestasikan 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 149 triliun dalam dua hingga lima tahun ke depan di Indonesia.

Baca juga : Bamsoet Dukung Kerja Sama Pindad-Swasta Kembangkan Peluru Dalam Negeri

Rakyat Merdeka sudah menco­ba mengkonfirmasi kepada pihak TikTok untuk menjawab keluhan UMKM, namun mereka belum memberikan tanggapan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.