Dark/Light Mode

Jika Bisa Perbaiki Birokrasi dan Bangun SDM

Sri Mulyani Pede Ekonomi Kita Tembus 5 Besar Dunia

Minggu, 15 September 2019 06:39 WIB
Jika Bisa Perbaiki Birokrasi dan Bangun SDM Sri Mulyani Pede Ekonomi Kita Tembus 5 Besar Dunia

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 2045, Indonesia ditargetkan masuk lima negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Namun, cita-cita ini bukan tanpa hambatan, selain kondisi global yang penuh ketidakpastian, ada juga berbagai syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi negara maju selaras visi Indonesia 2045.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan, ada enam syarat yang harus jadi fondasi Indonesia untuk menjadi negara maju. Pertama, infrastruktur yang layak untuk mendukung mobilitas dan mendukung pembangunan. Kedua, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan ketiga pengayaan inovasi dan teknologi.

“Keempat, perbaikan birokrasi pemerintah, kelima pengelolaan tata ruang wilayah, serta keenam sumber daya ekonomi dan keuangan lewat APBN sehat,” ujar Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.

Untuk melengkapi persyaratan tersebut, sambung Ani, Indonesia harus memaksimalkan kesempatan, sekaligus memanfaatkan sumber daya yang ada.

Baca juga : Terima Fee 10 Persen Dari Proyek Pembangunan Jalan, Bupati Muara Enim Jadi Tersangka

“Kita dihadapkan pada dinamika fluktuasi, volatilitas, bahkan krisis yang terjadi di ling- kungan global. Kita tidak bekerja di lingkungan yang vakum, oleh karenanya butuh kerja keras dan memanfaatkan kesempatan yang ada,” ujarnya.

Dengan komitmen yang kuat dan pengendalian ekonomi yang baik, Ani optimis Indonesia pada 2045 menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar 23.199 dolar AS. Usia produktif masyarakat Indonesia saat itu mencapai 47 persen dari jumlah penduduk. Sementara, jumlah penduduk Indonesia berpotensi mencapai 319 juta jiwa. Nantinya, 73 persen masyarakat Indonesia akan tinggal di urban dan produksi bergeser ke sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah makin tinggi.

“Jika Indonesia mampu menjaga momentum secara aman dan berkelanjutan, kita akan masuk dalam lima ukuran ekonomi terbesar di dunia, disertai kekuatan bisnis yang juga besar,” tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Bin- sar Pandjaitan menambahkan, sukses Indonesia di masa depan bakal didorong oleh sejumlah faktor. Salah satunya peningkatan ekspor komoditas bernilai tambah. Luhut mengatakan, saat ini Indonesia masih bergantung kepada ekspor komoditas yang tidak bernilai tambah, di tengah kondisi harga bergejolak yang dipengaruhi berbagai faktor global. Ditambah lagi, harga ko- moditas turun di tengah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca juga : Perakit iPhone Mau Bangun Pabrik Di Indonesia

“Kedepan diperlukan hilirisasi komoditas tambang yang dapat diolah dalam negeri. Kita sudah mendorong percepatan larangan ekspor biji nikel agar bisa diolah di dalam negeri,” tegas Luhut.

Luhut mengatakan, pemerintah juga akan mendorong investasi. Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak melulu tergantung komoditas yang tidak memiliki banyak nilai tambah (added value). Luhut berharap langkah pe- merintah itu dapat memperbaiki kinerja ekonomi ke depan. Apalagi, menurut Luhut, posisi Indonesia kini sudah cukup baik. Di tengah ketidakpastian global, nilai tukar mata uangnya dan pertumbuhan ekonominya dapat dijaga.

“Jadi, kita jangan pesimistis berlebihan (dengan bangsa ini). Kalau ada orang doktor ekonomi bilang ekonomi Indonesia jelek, doktornya enggak jelas dia tuh,” kata Luhut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menambahkan, pariwisata diharapkan juga jadi sektor yang mampu mendorong Indonesia naik kelas menjadi negara maju pada 2045. Pariwisata ditargetkan bisa jadi penumpu perekonomian bangsa kedepannya.

Baca juga : DPR Minta Pemda Bantu Bangun Sekolah Terbakar Di Malang

“Fokus kita lima tahun ke depan adalah memperkuat devisa melalui pariwisata, bukan hanya jumlah wisatawannya yang terus kita tingkatkan,” ujar Bambang.

Dilanjutkannya, target yang ditetapkan untuk pariwisata pada 2024 yaitu menyumbang devisa mencapai 28 miliar dolar AS atau setara dengan 26 juta kunjungan wisman dan memberikan kontribusi PDB mencapai 5,5 persen.

“Untuk wisatawan targetnya mencapai 350-400 juta orang, serta mempekerjakan 15 juta orang pekerja dan meningkatkan peringkat Travel and Tourism ke posisi 29 sampai sampai 34,” kata Bambang. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.