Dark/Light Mode

Tepis Lakukan Cross Border

TikTok Bantah Selundupkan Barang China Ke Indonesia

Kamis, 27 Juli 2023 07:20 WIB
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari saat menggelar jumpa pers bersama TikTok Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). (Foto: Antara)
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari saat menggelar jumpa pers bersama TikTok Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - TikTok membantah memberikan layanan cross border (transaksi jual beli lintas negara) dan menjalani Project S di Indonesia.

Head of Communications Tik­Tok Indonesia Anggini Setiawan menegaskan, Project S tidak ada di Indonesia. Namun pihaknya tidak menampik, bahwa TikTok telah melakukan pendekatan berupa market driven. Karena menurutnya, apa yang berhasil di Indonesia belum tentu berhasil di Inggris, begitu pula sebaliknya.

“Kami tegaskan dan pastikan bahwa tidak ada inisiatif cross border di Indonesia,” kata Ang­gini di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, di Jakarta, Rabu (26/7).

Baca juga : Dipanggil Kemenkop, TikTok Respons Ketidakhadiran Perwakilan Eksekutif Di Indonesia

Hingga kini, Anggini mengaku, pihaknya terus berkoor­dinasi dengan berbagai kemen­terian dengan mengedepankan semangat Merah Putih. “Kami pastikan sejak awal, tidak ada bisnis cross border di Indone­sia,” tandasnya.

Dia juga menepis isu TikTok memaikan algoritma untuk mengutamakan produk China seperti dikeluhkan pelaku UMKM.

Menurut dia, algoritma FYP (For Your Page) di TikTok, itu murni memakai formula matematika. Dipastikan yang men-drive bukan dari pihak TikTok, melainkan user (pengguna). Dengan begitu, FYP akan mun­cul berdasarkan interest user, dan membuat isi TikTok setiap orang akan berbeda.

Baca juga : AEML Siap Wujudkan Ekosistem Kendaraan Listrik Di Indonesia

“Contohnya saya, karena se­dang hamil, maka FYP atau con­tent yang muncul itu seputar info kehamilan. Begitu juga dengan barang yang muncul di FYP Tik­Tok pun sama, ya seputar produk popok bayi, susu, stroller dan lainnya. Kendali content bukan di TikTok, tetapi di pengguna,” beber Anggini.

Untuk itu, pihaknya mengaku selalu memberikan pelatihan, kepada seller yang berjualan di TikTok Shop agar memahami betul target audience-nya dan memiliki content strategy.

“Makin relevan kontennya, maka makin ada keunikan se­cara algoritma, dan bisa me­nyasar langsung ke target yang tepat,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.