Dark/Light Mode

Gelar Sidang Pleno XXIII Minggu Depan, Ini Yang Akan Dibahas ISEI

Jumat, 8 September 2023 14:33 WIB
Konferensi pers menuju Sidang Pleno ISEI XXIII dan Seminar Nasional ISEI 2023 di Kantor Pusat Bank Indonesia BI, Jakarta, Jumat (8/9). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka)
Konferensi pers menuju Sidang Pleno ISEI XXIII dan Seminar Nasional ISEI 2023 di Kantor Pusat Bank Indonesia BI, Jakarta, Jumat (8/9). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) kembali akan menggelar perhelatan tahunan terbesar yakni Sidang Pleno ISEI XXIII dan Seminar Nasional ISEI 2023 di Provinsi Bengkulu pada 15 September mendatang. Sejumlah isu penting nasional seperti hilirisasi, digitalisasi hingga green economic and inclusive finance akan dibahas dan menjadi rekomendasi kebijakan ISEI kepada seluruh stakeholder.

Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo merinci, terdapat tiga pesan utama yang dibahas dalam sidang pleno. Pertama, all-out di mana Provinsi Bengkulu siap menjadi tuan rumah perhelatan tahunan terbesar ISEI yang mengundang pengurus ISEI dari seluruh penjuru daerah (51 cabang aktif), pemangku kebijakan terkait, serta para prominent person di bidangnya.

“Yang kedua Impactful. Di mana rangkaian kegiatan Sidang Pleno ditujukan untuk sekaligus mengangkat berbagai keunggulan serta aspek strategis dari provinsi setempat, mulai dari aspek pendidikan, sosial-budaya, hingga kepariwisataan,” kata Perry dalam konferensi pers menuju Sidang Pleno ISEI XXIII dan Seminar Nasional ISEI 2023 di Kantor Pusat Bank Indonesia (BI), Jakarta, Jumat (8/9).

Dan yang ketiga, pesan utamanya merupakan Inclusive. Kalangan akademisi maupun masyarakat, terbuka untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar nasional dan call of papers conference yang merupakan bagian rangkaian sidang tahunan (pleno) ISEI tahun 2023.

Dalam menggelar Sidang Pleno tahun ini, sambung Perry, ISEI membawa tema bertajuk ‘Peran ISEI Memperkuat Sinergi Untuk Ketahanan Dan Kebangkitan Ekonomi Menuju Indonesia Maju.’ Dalam tema tersebut, terdapat pesan penting terkait ketahanan dan kebangkitan ekonomi dalam negeri.

Baca juga : Jokowi Ketemu Presiden Bangladesh, Ini Yang Dibahas

“Ada dua kunci dalam tema tersebut. Yaitu ketanahan dan kebangkitan ekonomi. Ketahanan di mana saat ini global sangat dilingkupi ketidakpastian. Untuk itu, ISEI sudah merumuskan, serta memikirkan policy apa untuk memperkuat ketahanan. Baik policy di bidang makro ekonomi, fiskal juga moneter,” jelasnya.

Termasuk dari kebijakan BI bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama-sama menjaga stabilitas.

“Yang mana Alhamdulillah sudah 3 tahun, Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi di tengah gejolak global. Supaya ke depan terus tahan,” harap Perry yang juga Gubernur BI ini.

Ia melanjutkan, dalam kebangkitan ekonomi juga difokuskan pada kebijakan di bidang hilirisasi, digitalisasi hingga green economic and inclusive finance. Hilirisasi bukan hanya di sektor minerba, tetapi juga pertanian, perkebunan dan perikanan. 

Kemudian sektor digitalisasi, tak hanya sistem pembayaran tapi keunagan startup dalam konteks UMKM. Baik pada isu pusat dan daerah.”Bagaimana mengembangkan entrepreneur dan UMKM, digitalisasi dan kerja sama internasional karena sudah ada payment connect regional dengan negara-negara tetangga,” ucapnya.

Baca juga : Periksa Cak Imin Besok, Ini yang Bakal Didalami KPK

Selanjutnya kata Perry yang tak kalah penting, ISEI juga akan menyampaikan hasil survei indeks bagaimana pengurus ISEI memandang dan menyampaikan survei ekonomi daerah masing-masing yang akan disusun selanjutnya menjadi sebuah kajian.

“Pemaparan rekomendasi kebijakan akan tertuang di dalam Buku Kajian Kebijakan Publik 4.0 bagi semua pihak untuk bisa bersinergi bagi kebangkitan ekonomi maju. Rancangan draft akan dimatangkan dan difinalisasi kemudian disampaikan,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Bidang I-ISEI Anggito Abimanyu menambahkan, indikator survei indeks yang disampaikan ISEI merupakan repsonden dari para anggota bagaimana ekonomi di daerah oleh 3.500 anggota ISEI. Di mana tahun lalu ekspetasi ekonomi daerah diagregasi membaik dalam 3 bulan kel level 1,7.

“Survei objektif, dan bukan survei pemerintah tapi survei kalangan akademisi sebagai tambahan dan masukan ke Pemerintah baik pusat dan daerah,” jelasnya.

Selanjutnya kata Anggito, digelar juga Call for Paper yang akan membahas paper-paper hasil pemikiran para Sarjana Ekonomi Indonesia yang disampaikan kepada Jurnal Ekonomi Indonesia yang dikelola ISEI. 

Baca juga : Kang Emil Calon Kuat Cawapres Ganjar

“Saat ini sudah ada 200 paper yang masuk dari domestik sebanyak 20. Sangat kompetitif dan prestisius. Call for Paper pun sangat terbuka baik bagi anggota ISEI dan non-ISEI,” ungkap Anggito.

Ia menambahkan, gelaran ISEI di Bengkulu akan dihadiri oleh 500 lebih anggota ISEI secara online, di mana total anggota ISEI saat ini mencapai 10 ribu orang sisanya hadir secara online dan tersebar di 51 cabang aktif di seluruh Indonesia.

“Kami berharap, dalam rekomendasi kebijakan ISEI ini tak hanya disampaikan ke Pemerintah, tetapi bisa juga menjadi bahan bagi para calon pemimpin, calon presiden yang nanti bertarung sebagai bekal debat,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.