Dark/Light Mode

Ketemu Sekjen OECD, Ini Yang Dibahas Airlangga

Senin, 14 Agustus 2023 20:22 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Sekjen OECD Mathias Cormann di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/8). (Foto: Ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Sekjen OECD Mathias Cormann di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/8). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan kehormatan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD), Mathias Cormann. Kunjungan ini membahas soal keinginan Indonesia masuk jadi anggota OECD sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.

Pertemuan Airlangga dan Cormann dilakukan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/08)

Baca juga : AMPI Komit Dukung Kepemimpinan Airlangga

"Indonesia memiliki kepemimpinan regional dan global yang kuat, dibuktikan dengan suksesnya Presidensi G20 tahun lalu dan Keketuaan ASEAN tahun ini. Indonesia juga negara demokrasi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang solid,” ujar Cormann.

Lebih lanjut, ia juga menuturkan rangkaian proses aksesi yang akan dilalui oleh Indonesia. Diawali oleh proses politik yang membutuhkan penerimaan prinsip terhadap intensi Indonesia oleh seluruh anggota OECD yang berjumlah 38 negara, lalu Pemerintah Indonesia dan OECD sepakat untuk bekerja sama dalam menyusun peta jalan aksesi.

Baca juga : Ketemu Presiden Xi Jinping, Jokowi Bahas Mobil Listrik Dan Laut Natuna

Sementara, Airlangga mengatakan, OECD perlu memastikan agar keanggotaan Indonesia dan penyelarasan peraturan yang disesuaikan dengan standar OECD mampu menghasilkan manfaat positif bagi masyarakat umum. Seperti meningkatkan nilai investasi, mendorong UMKM untuk naik kelas” dan meningkatkan kualitas SDM melalui implementasi kebijakan dan standar unggul di sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan publik.

Airlangga juga berharap proses aksesi tersebut dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia di atas 10 ribu dolar AS pada 2035. ”Kami juga berharap agar aksesi ini bisa mendukung program prioritas Pemerintah Indonesia diantaranya ekonomi hijau dan mendorong Indonesia segera lepas dari middle-income trap,” ungkap Airlangga.

Baca juga : Ketemuan Lagi! Puan Makan Siang Di Kediaman Muhaimin, Ini Yang Diobrolin

Proses aksesi umumnya membutuhkan sekitar empat hingga delapan tahun. Namun OECD meyakini Indonesia memiliki potensi untuk menempuh proses itu lebih cepat mengingat reformasi struktural yang dijalankan Pemerintah Indonesia sejak sebelum pandemi Covid-19 sudah banyak mengacu pada standar OECD.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.