Dark/Light Mode

Potensi Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Ribuan Triliun

Kita Harus Jadi Pemain, Jangan Cuma Konsumen

Minggu, 8 Oktober 2023 07:10 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lemhannas RI di Istana Negara, Rabu (4/10/2023). (Foto: Antara)
Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lemhannas RI di Istana Negara, Rabu (4/10/2023). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
“Baju kemarin dijual Rp 5 ribu. Artinya di situ ada predatory pricing yang mulai menguasai data, menguasai perilaku. Ini harus mengerti mengenai ini,” tegasnya.

Jokowi pun tidak mau Indone­sia dijajah di era modern karena ekonomi digital. Sebab, hal ini bisa terjadi tanpa disadari oleh masyarakat.

Baca juga : Komisi VI DPR: Kasus Penipuan Daging Kerbau WN India Harus Dikembangkan Ke TPPU

“Kita nggak sadar, tahu-tahu kita sudah terjajah secara ekono­mi. Mungkin awal-awal masih Rp 4 ribu. Begitu semua sudah masuk beli ini, sudah ketagihan baru dinaikkan Rp 500 juta mau apa? Sudah nggak bisa apa-apa kita, karena sudah ketergantungan di situ,” ungkapnya.

Untuk itu, Jokowi meminta kedaulatan digital dalam negeri harus dilindungi dan regulasi harus segera dibuat.

Baca juga : Potensi Bursa Melebihi Rp 3.000 Triliun, Indonesia Bisa Jadi Poros Karbon Dunia

“Teknologinya udah lari ce­pat sekali, problemnya di situ. Sekali lagi, kita harus melindungi kedaulatan digital dan betul-betul kita pertahankan yang namanya kandungan lokal, barang lokal,” ujarnya.

Untuk diketahui, Digital Economy Framework Agreement yang saat ini sedang dikebut penye­lesaiannya akan mengatur soal perdagangan digital, pembayaran digital dan keamanan data bagi negara-negara anggota ASEAN.

Baca juga : Moeldoko Tegaskan Tahun Politik Harus Jadi Ajang Pertarungan Gagasan Dan Program

Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, saat ini pemanfaa­tan ekonomi digital di Indonesia masih sangat rendah.

“Pemanfaatan ekonomi digi­tal ini masih terbatas untuk masyarakat di Pulau Jawa dan terbatas untuk golongan kelas menengah saja. Indonesia belum bisa benar-benar mengambil keuntungan dari ekonomi digital yang saat ini sedang tumbuh signifikan,” kata Huda kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.