Dark/Light Mode

Mitsubishi Studi Mobil Listrik Di Pulau Sumba

Kamis, 3 Oktober 2019 16:33 WIB
(Ki-Ka) Vice President, General Manager Indonesia Business Dept., ASEAN Div. MMC Toshinaga Kato, Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete, President Director PT MMKSI Naoya Nakamura, Dirjen Ilmate Kemenperin Harjanto, Sekjen BPPT Dadan Moh. Nurjaman, Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole saat mencoba pengisian daya cepat pada Mitsubishi I-MiEV di Sumba, Kamis (3/10). (Foto: Mitsubishi)
(Ki-Ka) Vice President, General Manager Indonesia Business Dept., ASEAN Div. MMC Toshinaga Kato, Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete, President Director PT MMKSI Naoya Nakamura, Dirjen Ilmate Kemenperin Harjanto, Sekjen BPPT Dadan Moh. Nurjaman, Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole saat mencoba pengisian daya cepat pada Mitsubishi I-MiEV di Sumba, Kamis (3/10). (Foto: Mitsubishi)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) melakukan peresmian studi bersama pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk pengisian daya kendaraan listrik di Pulau Sumba. Ini merupakan kelanjutan dari komitmen Mitsubishi terhadap pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Acara peresmian dilaksanakan di kantor Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) Tambolaka, Sumba Barat Daya. Studi Bersama ini diresmikan oleh perwakilan dari Mitsubishi Group, Kementerian Perindustrian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT PLN (Persero), dan Kyudenko.co.

Mitsubishi Motors bekerjasama dengan BPPT dan Kyudenko.co dalam rangka mengembangkan energi panel surya sebagai energi baru terbarukan di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bilacenge, Sumba Barat Daya yang kemudian disalurkan ke alat pengisian daya cepat mobil listrik. Proyek studi bersama ini, menggunakan Mistubishi i-MiEV sebagai kendaraan listrik yang diuji beserta perangkat pengisian daya cepat tipe chademo yang dipasangkan di kantor PLN Tambolaka.

Baca juga : Hotel Harris Jadi Pelanggan Listrik Premium Ke 35 Di Kalbar

President Director PT MMKSI, Naoya Nakamura mengatakan, keikutsertaan Mitsubishi dalam studi bersama ini merupakan salah satu bentuk komitmen Mitsubishi untuk mendukung perkembangan mobil listrik di Indonesia. Sebelumnya, pada Februari 2018, Mitsubishi menyerahkan 8 unit Mitsubishi Outlander PHEV, 2 unit i-MiEV, dan 4 unit alat pengisian daya cepat pada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terkait pengembangan infrastruktur kendaraan listrik Indonesia.

“Mitsubishi Motors telah membentuk sinergi positif dengan pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia sejak tahun lalu dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui pengenalan kendaraan listrik. Sebagai bagian dari kontribusi kami untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, kami ingin lebih melanjutkan studi bersama dan kolaborasi dengan lebih banyak pihak di masa depan,” ujarnya di Sumba, Kamis (3/10).

Menurut dia, mitsubishi telah memulai penjualan plug-in hybrid electric vehicle, Outlander PHEV mulai tahun ini. “Kami ingin menyosialisasikan manfaat EV kepada masyarakat untuk menjadi top of mind brand mobil listrik di Indonesia dan menjadi bagian dari pengembangan energi baru,” ujarnya.

Baca juga : Kondisi Mencekam, PLN Matikan Listrik Di Jayapura

Dengan masih banyak kendala dalam penjualan EV di Indonesia, MMKSI memutuskan untuk memperkenalkan Outlander PHEV di GIIAS 2019. Mobil itu sebagai Plug-in Hybrid Electric Vehicle pertama yang diperkenalkan di ASEAN.

Mitsubishi Motors Corporation sebagai perusahaan otomotif global, kata Nakamura, memiliki perhatian terhadap pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan, melalui upaya mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan kendaraan, dengan fokus mengembangkan teknologi untuk meningkatkan ekonomi bahan bakar dan sistem bertenaga listrik. Hal ini terbukti dengan diluncurkannya i-MiEV - kendaraan listrik massal pertama yang diproduksi pada tahun 2009, dan diikuti dengan peluncuran Outlander PHEV untuk pertama kalinya pada tahun 2013. 

Sejalan dengan hal tersebut, MMC berupaya untuk turut berkontribusi dalam komitmen pemerintah Republik Indonesia dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca dan menghadapi pergeseran dunia otomotif global yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga : Menhub Akui Masih Banyak PR Untuk Produksi Massal Mobil Listrik

Studi 

Studi bersama Kendaraan Listrik di Sumba Barat Daya adalah studi kolaboratif antara Laboratorium Nasional untuk Teknologi Konversi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE-BPPT), MMKSI, PLN, dan Kyudenko.co Corporation. BPPT telah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Bilacenge dengan kapasitas 700 kWp. Pembangkit listrik ini dilengkapi dengan teknologi Sistem Manajemen Energi (EMS) bekerja sama dengan pemerintah Jepang melalui Kyudenko.co.

Dengan EMS, daya stabil 200 kW dapat disuplai ke jaringan listrik selama durasi 7 jam, mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 sore, terlepas dari sifat intermittency dari pembangkit listrik tenaga surya. Pengaturan output ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.