Dark/Light Mode

Konferensi EMTC 2023 Di Bali, PPLI Terapkan Konsep Sirkular Ekonomi

Kamis, 2 November 2023 19:40 WIB
Direktur Migas dan Logistik PT Prasadha Pamunah Limbah Industri PPLI, Elpido saat Konferensi Internasional Teknologi dan Manajemen Lingkungan EMTC 2023 digelar di Bali berlangsung 1-3 November 2023. (Foto: Istimewa)
Direktur Migas dan Logistik PT Prasadha Pamunah Limbah Industri PPLI, Elpido saat Konferensi Internasional Teknologi dan Manajemen Lingkungan EMTC 2023 digelar di Bali berlangsung 1-3 November 2023. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konferensi Internasional Teknologi dan Manajemen Lingkungan (EMTC) 2023 digelar di Bali berlangsung 1-3 November 2023.

Acara ini, melahirkan gagasan bahwa konsep ekonomi sirkular, dapat melahirkan energi terbarukan hingga menjaga kelestarian lingkungan akibat limbah industri.

Direktur Migas dan Logistik PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Elpido mendukung konsep sirkular ekonomi ini. Bahkan, cara ini dilakukan pihaknya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

"PPLI mengurangi pemakaian bahan-bahan alam. Ini, selaras dengan semangat energi terbarukan. Misalnya, melakukan pengurangan pengambilan sumber daya alam air tanah, digantikan dengan air limbah yang telah diproses," ujar Elpido, dalam keterangannya kepada RM.id, Kamis (02/11/2023).

Diceritakannya, PPLI konsisten menjaga alam dengan beragam cara. Termasuk, menggunakan teknologi sistem distilasi vakum untuk mengolah limbah yang memilki kandungan ion terlarut tinggi. Limbah jenis ini, biasanya ditemukan di berbagai industri seperti migas.

Baca juga : Kongres IAMRA Di Bali, Persiapkan Praktik Kedokteran Global

Elpido menyebut, PPLI yang sudah lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam industri limbah memaparkan pihaknya terus berinovasi dan menggunakan teknologi terkini.

"Sejumlah teknologi yang dikembangkan PPLI di antaranya insinerator yang ramah lingkungan serta fasilitas pengolahan limbah PCBs," ungkapnya.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Reini Wirahadikusuma berbicara tentang hilangnya habitat yang disebabkan oleh urbanisasi, hingga penggundulan hutan.

Ini, mengancam keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem serta penipisan sumber daya energi.

"Khususnya sumber daya tak terbarukan seperti bahan bakar fosil dan mineral, menimbulkan risiko ekonomi dan geopolitik," ujar Prof. Reini.

Baca juga : Gelar Konferensi Dunia Bareng 24 Negara, FTUI Targetkan RI Bebas Karbon di 2060

Prof. Reini mengamini, tantangan-tantangan ini rumit dan saling berhubungan. Sehingga, memerlukan tindakan segera untuk memitigasi dampaknya. Bencana ini juga bersifat global, mempengaruhi komunitas dan ekosistem lintas batas dan benua.

"Pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil menyadari perlunya mengatasi tantangan-tantangan ini dan sedang mengembangkan teknologi inovatif dan solusi manajemen untuk mengurangi dampaknya," pungkasnya.

Diketahui, konferensi internasional ini diikuti oleh perwakilan tujuh negara asing. Yaitu, Belanda, Malaysia, Taiwan, Jerman, Thailand, Australia, Tiongkok. Sejumlah narasumber di antaranya, perwakilan Universitas Nasional Taiwan, Prof. Chih-Chieh Chen, Wakil Menteri Administrasi Perlindungan Lingkungan Taiwan, Prof. Ya-Fen Wang.

Kemudian, Graduate School of Frontier Sciences, The University of Tokyo, Jepang, Prof. Kenichi Tonokura. Selanjutnya, dari pusat Interdisipliner Lingkungan Daerah Aliran Sungai, Fakultas Pascasarjana Penelitian Interdisipliner, Universitas Yamanashi, Jepang Prof. Eiji Haramoto. Selanjutnya, Program Teknik dan Manajemen Lingkungan, Asian Institute of Technology, Thailand, Prof. Thammarat Koottatep.

Acara ini, untuk menjawab situasi bahwa dunia sedang menghadapi banyak tantangan lingkungan yang smengancam kesehatan dan kesejahteraan di bumi.

Baca juga : Koleksi Terbaru, Baller Hadirkan Koper Polycarbonate Aluminium

Perubahan iklim, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, menjadi penyebab utama kenaikan suhu global, kejadian cuaca yang lebih ekstrem, dan hilangnya ekosistem dan spesies.

Pencemaran yang terjadi baik berupa pencemaran udara, air, dan tanah juga telah menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Nah, salah satu upaya mencegah bencana ini adalah dengan menerapkan sirkular ekonomi. Konsep sirkular ekonomi, memungkinkan limbah hasil produksi diolah kembali hingga bisa menjadi energi baru untuk proses produksi selanjutnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.