Dark/Light Mode

Kalau WIKA Dan PP Merger

BUMN Konstruksi Lebih Kuat

Selasa, 26 Desember 2023 07:20 WIB
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto. (Foto: Antara)
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengisyaratkan akan melakukan penggabungan (merger) BUMN konstruksi, antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP. Langkah ini sebagai solusi atas masalah keuangan yang membelit kedua perusahaan pelat merah tersebut.

Menanggapi hal itu, pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, upaya merger yang diinginkan Kementerian BUMN akan menjadi salah satu cara agar BUMN Konstruksi lebih fokus pada bidangnya masing-masing.

Tujuannya, agar bisa menghin­dari rebutan pekerjaaan atau dup­likasi, serta bisa saling berbagi sarana pekerjaan yang memung­kinkan meningkatnya efisiensi.

Baca juga : Perusahaan Penjamin Beri Kontribusi Besar

“Masing-masing perusahaan bisa fokus pada produk yang menjadi keunggulannya, sehing­ga terjadi spesialisasi,” ujar Toto kepada Rakyat Merdeka, Senin (25/12/2023).

Misalnya pada WIKA, bisa fokus pada bisnis EPC (Engi­neering, Procurement, and Con­struction) karena sudah punya pengalaman di renewable ener­gy dan motor listrik. Sedangkan PT PP, bisa fokus pada gedung, properti, dan lain-lain.

“Dengan model seperti ini, maka perusahaan hasil merger ini bakal lebih kuat,” ucapnya.

Baca juga : Kepala LAN Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Publik

Toto juga menyoroti saham WIKA yang terkena suspend oleh BEI (Bursa Efek Indonesia).

Menurutnya, hal itu lantaran WIKA mengalami kesulitan keuangan yang ditunjukkan oleh penurunan peringkat utang oleh Pefindo dan penundaan pemba­yaran sukuk.

“Suspend setidaknya bisa men­jadi evaluasi risiko investasi oleh investor, dan menjadi pertimbangan urgensi melakukan merger dengan PT PP,” katanya.

Baca juga : OSO: Saya Ingin Indonesia Lebih Sejahtera

Bahkan jika dipahami lebih jauh, suspend menjadi bahan acuan investor di pasar modal. Apakah mereka mau mempertimbangkan ulang berinvestasi terhadap perusahaan yang menga­lami penurunan peringkat dan kesulitan keuangan, atau tidak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.