Dark/Light Mode

Terangi Papua, PLN Pakai EBT

Sabtu, 19 Oktober 2019 12:46 WIB
Dari kiri, Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, Plt. Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani, Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto, dan Kepala Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM Andang Widi Harto saat peluncuran program 1.000 Renewable Energy for Papua di Kantor Pusat PLN, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (18/10). (Foto: PLN)
Dari kiri, Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, Plt. Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani, Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto, dan Kepala Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM Andang Widi Harto saat peluncuran program 1.000 Renewable Energy for Papua di Kantor Pusat PLN, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (18/10). (Foto: PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanah Papua dengan bentang alam dan geografisnya menjadi tantangan sendiri bagi PLN dalam mengaliri listrik ke Bumi Cenderawasih itu. Perusahaan listrik pelat merah itu pun menyiapkan skenario alternatif, yaitu dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Untuk menerangi Papua, PLN pun meluncurkan program 1.000 Renewable Energy for Papua. Acara digelar di Kantor Pusat PLN, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (18/10).

Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto, yang mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan, dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan data Kementerian ESDM, Rasio Elektrifikasi (RE) di Provinsi Papua adalah 94,28 persen dan Papua Barat 99,99 persen. Sehingga RE di dua provinsi itu adalah sebesar 95,75 persen, yang dicapai melalui kontribusi PLN (58,25 persen ), program  Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE)dari  Kementerian ESDM dan listrik swadaya inisiatif pemda-pemda setempat. 

“Masih ada sekitar 1.724 desa yang gelap gulita, dari jumlah desa sebanyak 7.358 desa, sehingga oleh karena itu PLN meluncurkan Program 1.000 Renewable Energy for Papua sebagai tindak lanjut dari program Ekspedisi Papua Terang,” ujarnya.

Perkiraan RE akhir tahun 2019 Provinsi Papua adalah sebesar 96,79 persen dan Provinsi Papua Barat sebesar 99,99 persen, dengan tambahan desa yang dilistriki oleh PLN sebanyak 399 desa dan LTSHE sebanyak 230 desa. Sehingga akhir tahun 2019 masih ada 1.123 desa gelap gulita.

Baca juga : Para Menteri, Tirulah Pak JK

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik memaparkan, Program 1.000 Renewable Energy for Papua ini merupakan inisiatif strategis PLN  untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen pada 2020. PLN menggelar survei Ekspedisi Papua Terang di bulan Agustus-September 2018 yang melibatkan 165 mahasiswa pecinta alam dari 5 kampus perguruan tinggi negeri yaitu, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Cendrawasih. 

“Ekspedisi ini melibatkan juga LAPAN dan TNI AD. Tujuannya untuk mendapatkan data bagi keperluan penyusunan rencana paling efektif, melistriki ratusan desa di Provinsi Papua dan Papua Barat,” ujar Rofik.

Dengan berbekal data dari Ekspedisi Papua Terang, kata diq, PLN pun memancangkan rencana pelistrikan untuk  1.123 desa, yang jumlahnya meningkat jauh dari rencana semula melistriki 415 desa. “Program lanjutan dari Ekspedisi Papua Terang inilah yang bertajuk Program 1000 Renewable Energy for Papua, Mewujudkan Papua Terang 2020,” ungkap Rofik.

Empat Pembangkit EBT

Rofik menambahkan, dengan tantangan geografis, kerapatan hunian yang sangat rendah, dan infrastuktur yang terbatas, Program 1000 Renewable Energy for Papua dipandang sebagai solusi paling efektif untuk percepatan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui implementasi model Wireless Electricity. “Optimalisasi energi lokal berbasis energi baru terbarukan (EBT) juga diharapkan akan memperbaiki kinerja Bauran Energi sekaligus menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik,” jelas Rofik.

Baca juga : Kerusuhan Wamena, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Dari hasil kajian dan survei PLN, ada empat alternatif pembangkit listrik EBT yang ditawarkan dalam Program 1.000 Renewable Energy for Papua, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro; Tabung Listrik (Talis); Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm); serta PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Untuk Pikohidro, lebih cocok apabila diaplikasikan pada daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.

Rofik pun memaparkan rincian program pelistrikan di Papua dengan menggunakan keempat pembangkit listrik EBT tersebut. Rincian jumlahnya, 314 desa direncanakan untuk dilistriki menggunakan teknologi tabung listrik (Talis), 65 desa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pikohidro (PLTPH), 158 desa akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dan 116 Desa dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Kemudian 34 Desa dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut, 184 desa akan diterangi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 151 set, serta selebihnya 252 desa rencananya akan disambungkan ke sistem jaringan listrik (grid) PLN yang telah ada.

Adapun dalam rangkaian acara peluncuran ini, turut hadir perwakilan berbagai pihak yang telah berkontribusi penting, menyukseskan survey Ekspedisi Papua Terang, di antaranya, perwakilan para anggota TNI AD. Para mahasiswa dan peneliti dari berbagai kampus pun turut hadir dalam acara peluncuran, untuk menyampaikan presentasi mereka.

Keunikan para milenial dalam menyuarakan dukungannya kepada Ekspedisi Papua Terang sekaligus penggunaan energi listrik dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, ditunjukkan dengan menaiki MRT dari Stasiun Fatmawati hingga Stasiun Bundaran HI, dengan mengenakan ikat kepala dan riasan wajah khas Papua.

Baca juga : Semoga di Papua Bisa Cepat Adem

“Tujuan dilakukannya kegiatan ini, selain mendukung Program Ekspedisi Papua Terang, 1000 Renewable Energy for Papua, sekaligus mendukung aktivitas penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Rofik. [DIT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.