Dark/Light Mode

Sidak Ke Pasar Palmerah, Harga Cabe Mulai Turun

Zulhas Ngaku Pemerintah Sukses Kendalikan Harga

Jumat, 5 Januari 2024 07:10 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulki­fli Hasan saat memantau har­ga bahan pokok (bapok) di Pasar Palmerah, Jakarta, Kamis (4/12/2024). (Foto: Dok. Kemendag)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulki­fli Hasan saat memantau har­ga bahan pokok (bapok) di Pasar Palmerah, Jakarta, Kamis (4/12/2024). (Foto: Dok. Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengklaim harga cabe turun lantaran sejumlah daerah penghasil komoditas tersebut mulai panen. Persoalan logistik dan biaya transportasi selama ini menjadi faktor utama tingginya harga cabe.

Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulki­fli Hasan saat memantau har­ga bahan pokok (bapok) di Pasar Palmerah, Jakarta, Kamis (4/12/2024).

Dia mengatakan, harga se­jumlah komoditas sembako pasca Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah terkendali, ter­masuk cabe.

Baca juga : Komunikasinya Merangkul, Prabowo Dinilai Sebagai Sosok Pemersatu Warga

“Pemerintah berhasil mengen­dalikan harga. Inflasi Desember selama Nataru juga terendah sela­ma beberapa tahun terakhir, hanya 0,41,” kata Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan, di Pasar Palmerah.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, berdasarkan informasi yang di­kumpulkannya dari pedagang, sejumlah harga komoditas seperti cabe, beras dan ayam sudah tidak melambung tinggi.

Di Pasar Palmerah, harga cabe Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram (kg). Menurutnya, ini lebih baik dari harga tiga minggu lalu yang sempat menyentuh Rp 120 ribu per kg.

Baca juga : Media Center Indonesia Maju Akan Luruskan Hoax Terkait Pemerintah, Bukan Capres

“Di beberapa daerah di Jawa juga sudah Rp 40 ribuan. Sumatera murah sekali, karena Aceh panen raya. Di tingkat petani Rp 15 ribu per kg, itu rugi ya. Di Aceh cabe harganya Rp 25 ribu per kg,” jelasnya.

Menurutnya, harga cabe menurun karena sejumlah daerah penghasil mulai panen. Rata-rata harganya berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 20 ribu per kg.

Kendati begitu, Zulhas mengakui, persoalan logistik masih menjadi faktor utama penentu harga cabe. Adapun penyebab lainnya, yakni biaya transportasi.

Baca juga : Turun, Kepuasan Publik Ke Pemerintahan Jokowi

Karena itu, Zulhas berkoordi­nasi dengan sejumlah Pemerin­tah Daerah (Pemda) penghasil untuk menuntaskan masalah tersebut.

Dia bilang, daerah penghasil cabe di Sumatera seperti Aceh, bisa mengirimkan cabe ke be­berapa daerah di Pulau Jawa dengan keuntungan yang besar. Dan pengiriman harus diangkut menggunakan pesawat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.