Dark/Light Mode

Jaga Momentum Monetisasi

Indonesia Bisa Jadi Penyedia Energi Dunia

Rabu, 24 Januari 2024 17:51 WIB
Indonesia memiliki cadangan gas bumi terbesar di Asia Tenggara, seiring penemuan sumber daya gas bumi di Wilayah Kerja South Andaman serta Geng North.
Indonesia memiliki cadangan gas bumi terbesar di Asia Tenggara, seiring penemuan sumber daya gas bumi di Wilayah Kerja South Andaman serta Geng North.

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia memiliki cadangan gas bumi terbesar di Asia Tenggara, seiring penemuan sumber daya gas bumi di Wilayah Kerja South Andaman serta Geng North. Temuan ini bahkan diharapkan mampu berperan menjadi penyedia energi di dunia.

Berdasarkan data Rystad Energy, diperkirakan Indonesia memiliki sumber daya gas lebih dari 100 trillion cubic feet (TCF). Volume ini mewakili hampir separuh total sumber daya gas di Asia Tenggara.

Hal ini membuat Indonesia punya momentum dapat memenuhi kebutuhan energi secara mandiri, sekaligus mempunyai posisi yang berpengaruh di panggung dunia, melalui pemanfaatan potensi sumber daya gas bumi. Namun, potensi sumberdaya yang besar saja tidak cukup. Karena tantangan sebenarnya adalah, bagaimana monetisasi sumberdaya dapat segera dilakukan.

Baca juga : Relawan Alumni dan Akademisi se Indonesia Deklarasi Dukung Prabowo Gibran

“Mengoptimalkan cadangan gas Indonesia, khususnya bagi KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama -red), memiliki tantangan yang kompleks. Sebagian besar potensi gas belum diproduksikan, lantaran berada di wilayah deepwater serta memiliki kandungan CO2 tinggi,” ujar Sofwan Hadi, Country Head Indonesia Rystad Energy, Selasa (24/1/2024).

Menurut Sofwan, prioritas utama saat ini adalah memastikan, bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi investor global. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah, dengan menciptakan kebijakan yang tepat, demi mengantisipasi kebutuhan energi di masa depan, sekaligus memenuhi kebutuhan saat ini, khususnya dalam rangka menghadirkan energi rendah karbon.

“Strategi memaksimalkan cadangan ini harus bertahap. Dalam jangka pendek, kita perlu fokus menjalankan kembali proyek-proyek gas yang tertunda. Karena tantangan pada Mergers and Acquisition (M&A) dan keterbatasan keuangan,” ujarnya.

Baca juga : Gibran: Impor Minyak Indonesia Berhasil Turun dengan Pengembangan Energi Terbarukan

Harga Gas

Dalam jangka menengah, lanjut Sofwan, pengembangan Blok Masela dan IDD menjadi sangat penting. Namun, masalah harga gas juga jadi salah satu faktor penentu kesuksesan pengembangan kedua blok tersebut.

Baca juga : Elektabilitas Gerindra Teratas, PSI Jadi Pendatang Baru Di Senayan

“Tantangan berikutnya, adalah penyesuaian dengan kebijakan low-carbon dan meningkatkan daya tarik fiskal proyek-proyek ini. Serta tidak lupa juga, ketersediaan infrastruktur,” katanya.

Sofwan menjelaskan, pengembangan infrastruktur dan hub, penting untuk mengeksploitasi penemuan pada deepwater. Selain itu, penyesuaian kebijakan penetapan harga gas domestik dan memastikan peningkatan demand gas yang stabil juga sangat penting.

“Sejalan dengan itu, kita harus memberikan prioritas untuk lebih mempromosikan potensi eksplorasi di Indonesia pada perusahaan migas internasional,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.