Dark/Light Mode

Soal Akuisisi Muamalat

BTN Ingin Selamatkan Bank Syariah Pertama

Jumat, 26 Januari 2024 07:20 WIB
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu. (Foto: Dok. BTN)
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu. (Foto: Dok. BTN)

 Sebelumnya 
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, aset gabungan Bank Muamalat dengan BTN diperkirakan men­capai 114,6 triliun, atau hampir separuh dari aset BSI.

Dengan demikian, Bank Mua­malat dan Unit Usaha Sya­riah (UUS) BTN bila kelak bergabung, akan menjadi bank syariah dengan aset terbesar kedua setelah BSI.

Sementara, menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS), UUS BTN telah memenuhi kri­teria wajib spin-off.

Baca juga : Ketemu 4 Mata Dengan Sri Sultan, Mentan Bahas Ekonomi Dan Pertanian

Aturan turunan dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) itu menegaskan, bahwa bank yang memiliki UUS dengan share asset lebih dari 50 persen dan/atau total aset UUS mencapai lebih dari Rp 50 triliun, wajib untuk melakukan spin-off.

Terkait hal itu, Direktur Ekse­kutif Segara Research Institut Piter Abdullah Redjalam menegaskan, agenda spin-off UUS BTN yang dirangkai dengan rencana akuisisi bank syariah lain untuk kemudian di-merger, merupakan langkah strategis.

“Industri perbankan syariah bakal kedatangan pemain BUS (Bank Umum Syariah) baru yang kuat permodalannya dan signifikan asetnya,” ucap Piter di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Baca juga : Ganjar: Jaga Suara Sampai Akhir

Selain faktor aset, menurut Piter, UUS BTN juga layak menampung bank syariah lain karena memiliki fundamental yang solid.

BTN Syariah memiliki out­standing pembiayaan Rp 35,79 triliun hingga akhir September 2023, atau tumbuh 17,94 persen (year on year/yoy). Semen­tara laba bersih selama sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp 400 miliar, melonjak 70 persen.

Piter menegaskan, konsolidasi perbankan selalu bermakna posi­tif. Apalagi bank hasil merger akan memiliki aset lebih besar dan modal lebih kuat, sehingga bisa lebih optimal dalam meng­gerakan ekonomi umat.

Baca juga : Hasil Piala Asia: Korsel Masih Selamat, Malaysia Tamat

“Fungsi intermediasi juga jauh lebih meningkat, dan masyarakat punya lebih banyak pilihan,” kata Piter.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.