Dark/Light Mode

Trafiknya Cukup Tinggi

Prospek Kereta Cepat Jakarta-Yogya Kinclong

Rabu, 31 Januari 2024 07:20 WIB
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi. (Foto: Antara)
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Tarif Dinamis

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengakui, opsi pembangunan kereta cepat bertahap sampai Yogyakarta memang muncul. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan pasti.

“Saat ini masih dalam tahap kordinasi dan diskusi bersama kementerian terkait, seluruh ruang lingkup dan skemanya akan seperti apa, apakah ber­tahap sampai Yogyakarta atau langsung sampai Surabaya,” kata Eva di Jakarta.

Meski demikian, ketika penu­gasan sudah diberikan, pihaknya akan siap menjalankan seluruh arahan dari Pemerintah soal lanjutan kereta cepat hingga ke Surabaya.

“Yang pasti dari KCIC, jika kami diberikan penugasan, maka siap menjalankannya,” katanya.

Baca juga : Puan Kunjungi Black Stone Garage Kebayoran Baru Jakarta

Sejauh ini pihaknya juga be­lum melakukan studi kelayakan resmi untuk lanjutan kereta cepat ke Surabaya.

Sebab, pihaknya masih fokus pada peningkatan layanan yang ada, hingga memaksimalkan proses transfer teknologi terha­dap sumber daya manusia KCIC dari China.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya akan menerapkan skema dynamic pricing untuk perjalanan Kereta Cepat Whoosh yang lebih fleksibel, mulai keberangkatan 3 Februari 2024.

Hal ini memungkinkan penumpang mendapatkan tiket Whoosh, dengan harga yang lebih hemat, bila melakukan perjalanan di waktu tertentu.

“Dengan penggunaan skema baru ini, tarif Whoosh kelas Pre­mium Economy akan berkisar Rp 150.000, Rp 175.000, Rp 200.000, Rp 225.000, hingga Rp 250.000,” jelasnya.

Baca juga : Gandeng Jangkrik Kuliner, Mall Ciputra Jakarta Luncurkan Food Destination

Ia menambahkan, dalam skema baru ini dimungkinkan dalam satu hari terdapat be­berapa tarif yang berbeda untuk perjalanan Whoosh.

Sebab, ada beberapa faktor-fak­tor yang mempengaruhi penentu­an dynamic pricing. Di antaranya jam sibuk (peak hour) atau jam non sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non liburan (low season), atau hari kerja ataupun akhir pekan.

Sehingga pada high season atau peak hour akan ditawarkan tarif lebih tinggi. Sebaliknya pada moment off peak akan ditawarkan tarif lebih murah.

“Penerapan dynamic pricing ini, akan terus dipantau dan di­evaluasi agar dapat terus sesuai dengan kebutuhan penumpang dan operasional Whoosh,” im­buhnya.

Hingga 27 Januari 2024, ter­dapat sekitar 1,5 juta orang yang menggunakan Whoosh untuk melakukan mobilitas Jakarta-Bandung dan sebaliknya.

Baca juga : HUT Ke-66, Pertamina Lakukan Tiga Strategi Rencana Jangka Panjang

Saat ini rata-rata okupansi berkisar sekitar 60 hingga 80 persen. Pencapaian volume penumpang harian tertinggi pada angka 21 ribu penumpang terjadi di November 2023 dan masa angkutan Natal dan Tahun Baru Desember 2023-Januari 2024.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu 31/1/2024 dengan judul Trafiknya Cukup Tinggi, Prospek Kereta Cepat Jakarta-Yogya Kinclong       

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.