Dark/Light Mode

Nilai Hilirisasi Produk Sawit Bisa Tembus Rp 15 Ribu Triliun Pada 2028

Kamis, 1 Februari 2024 19:08 WIB
Nilai Hilirisasi Produk Sawit Bisa Tembus Rp 15 Ribu Triliun Pada 2028

RM.id  Rakyat Merdeka - Kontribusi sawit terhadap perekonomian nasional bakal meningkat berkali-kali lipat lewat hilirisasi. Bisnis sawit diprediksi bisa mencapai 107,02 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 15 ribu triliun pada tahun 2028.

Ini bisa terwujud dengan menggunakan teknologi terbaru, replanting (peremajaan) hingga diatur oleh satu badan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga dalam Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit bertemakan “Perkembangan dan Kontribusi Industri Hilir Sawit Bagi Perekonomian Indonesia” yang diselenggarakan oleh Majalah Sawit Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/2/2024).

Sahat menyampaikan, nilai usaha hilirisasi sawit dengan teknologi yang ada di tahun 2023 sudah mencapai 62,9 miliar dolar AS.

Baca juga : Di Papua, Biaya Kirim Logistik Pemilu Per TPS Tembus Rp 150 Juta

Angka tersebut berasal dari hasil ekspor sebesar 38,4 miliar dolar AS, domestik 21,4 miliar dolar AS dan biomassa 3,1 miliar dolar AS.

“Hilirisasi industri sawit dengan jenis produk sebanyak 54 jenis di tahun 2007 meningkat ke 179 jenis di tahun 2023, dan kesempatan masih terbuka luas untuk dikembangkan agar meningkatkan revenue sawit kita,” ujar Sahat.

Meski cukup mengalami peningkatan, dia menyebut hilirisasi industri sawit Indonesia masih kalah dengan Malaysia.

Sebab negara tetangga sudah mempunyai sekitar 260 produk turunan sawit.

Baca juga : Bos BTN Yakin Aset BTN Syariah Tembus Lebih Dari Rp 50 Triliun

Padahal, Malayasia hanya mempunyai 5 juta hektary lahan, jauh di bawah Indonesia yang mencapai sekitar 16,8 juta hektare.

“Mereka bisa menghasilkan tokotrienol (senyawa alami sumber vitamin E) dari sawit. Tokotreanol 1 kilogram harganya 800 dolar AS loh. Kenapa banyak? Karena pengusaha aman di sana, tidak diganggu Ormas setempat atau regulasi yang berubah-ubah. Di Indonesia besar potensinya dan pelaku usaha takut,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sahat menekankan perlunya satu badan khusus agar laju industri sawit bisa berjalan optimal.

Agar tumpang tindih regulasi yang menghambat industri di sektor sawit, bisa diselesaikan.

Baca juga : Bank Mandiri Raih Mandat Salurkan KUR Sebesar Rp 37,5 Triliun Di 2024

“Agar kondusif, jangan ada lagi kementerian-kementerian banyak cawe-cawe ke industri sawit. Kementerian hanya supporting. Harus ada satu badan jadinya,” ungkap Sahat.

Dia mengungkapkan jika inovasi proses pengolahan produk sawit diperbaharui, maka total bisnis sawit di tahun 2028 bisa mencapai 107,02 miliar dolar AS atau pertumbuhan usaha di bidang Industri Sawit bisa tumbuh sebanyak 70,1 persen.

“Kuncinya adalah replanting 485.000 hektare lahan per tahun. Petani itu harus dibina, jangan dibinasakan. Maka perlu dibantu,” pungkas Sahat. Nov

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.