Dark/Light Mode
Jinakkan Harga Beras
Bulog Digeber Blusukan Ke Pasar Ritel Modern
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya mendistribusikan stok beras tak hanya di pasar tradisional, tetapi juga di pasar ritel modern. Upaya ini diharapkan ampuh menjinakkan harga beras yang meroket dan menjaga ketersediaan stok jelang Ramadan.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, berbagai faktor telah berkontribusi pada kenaikan harga beras. Antara lain, kondisi cuaca yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil beras, seperti Cianjur, Jawa Barat.
Lalu, musim panen mundur, akibat El-Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, sehingga berdampak pada berkurangnya pasokan atau suplai beras.
“Kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Februari ini seharusnya sudah diantisipasi jauh-jauh hari,” ujar Azizah kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (24/2/2024).
Pasalnya, kenaikan harga beras dan komoditas pangan lainnya sudah terjadi sejak September 2023 dengan harga Rp 12.685 per kilogram (kg), pada Februari 2024 naik hingga harga Rp 13.187 dan diperkirakan masih berlanjut hingga Ramadan dan Idul Fitri.
Baca juga : Idealnya, Setiap Kelurahan Mempunyai Sekolah Negeri
Dia khawatir, kondisi ini akan berdampak terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
Sebab, jika harga beras akan terus naik, biaya hidup secara keseluruhan pun akan meningkat. Karena ketika harga beras naik, biaya produksi makanan juga cenderung meningkat. Mengingat beras menjadi bahan baku dalam banyak produk makanan.
Kemudian, kenaikan biaya produksi ini dapat menyebabkan naiknya harga-harga lain. Lantaran, para produsen menaikkan harga produk mereka untuk menutupi biaya tambahan.
“Karena itu, di tengah fluktuasi harga yang kian meningkat, saat ini stabilisasi harga harus menjadi fokus utama untuk menghindari peningkatan inflasi,” katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari panel harga PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) pada 23 Februari 2024, harga beras kualitas bawah I seharga Rp 14,450, naik 1,76 persen atau Rp 250 per kilogram (kg).
Baca juga : Chelsea Pede, The Reds Pincang
Sementara, harga beras medium II Rp 15,500, naik 1,31 persen atau Rp 200 per kg, beras kualitas super I seharga Rp 17.000, naik 1,49 persen atau Rp 250 per kg.
Menurut data yang dihimpun CIPS dalam Food Monitor, harga pada hari Pemilihan Umum (Pemilu) lebih mahal 15,41 persen dari harga rata-rata pada Februari tahun lalu.
Sejauh ini, sambung Azizah, Pemerintah memang telah mengumumkan berbagai langkah untuk mengendalikan harga beras.
Salah satunya, Pemerintah melalui Bulog akan mengimpor 200 ribu ton beras yang didatangkan dari Thailand dan China hingga Maret 2024, untuk menjamin stok pasar.
“Diharapkan rencana impor beras ini bisa efektif menstabilkan harga. Apalagi, menghadapi Ramadan yang akan dimulai pada pertengahan Maret,” katanya.
Baca juga : Merah-Putih Targetkan Juara
Selain impor, dia berharap Pemerintah juga bisa mengambil kebijakan lain yang dapat mengantisipasi permasalahan ketersediaan dan harga dalam jangka panjang.
Selayaknya menjadi fokus utama Pemerintah. Misalnya, peningkatan produktivitas melalui penggunaan input bermutu, perbaikan sarana dan prasarana pertanian, hingga kebijakan yang lebih terbuka pada perdagangan internasional.
“Karena ini diperlukan untuk menjamin ketersediaan dan menjaga keterjangkauan masyarakat kepada harga pangan,” ucapnya.
Terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir kembali memastikan stok beras yang dimiliki Perum Bulog saat ini dalam kondisi aman.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.