Dark/Light Mode

Pemerintah Sibuk Urus Beras

Sabtu, 24 Februari 2024 08:41 WIB
Presiden Jokowi saat membagikan bansos di Sulawesi Selatan, Kamis (22/2). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat membagikan bansos di Sulawesi Selatan, Kamis (22/2). (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah sedang sibuk mengurus beras, yang harganya terus melambung. Dari pusat sampai daerah, pemerintah sama-sama bergerak. Berbagai cara dilakukan untuk menstabilkan harga beras. Mulai dari membagikan bansos sampai menggelar pasar murah. Pemerintah juga woro-woro menenangkan warga agar tak panik memborong beras.

Kenaikan harga beras di pasaran masih terus terjadi. Data Panel Harga Badan Pangan per Jumat (22/2/2024), harga beras premium bertengger di angka Rp 16.270 per kilogram, beras medium berada di level Rp 14.210 per kilogram.

Harga tersebut jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah. HET untuk beras medium Rp 10.900 per kilogram, untuk beras premium Rp 13.900 per kilogram.

Untuk mengatasi kenaikan harga tersebut, sejak awal pekan lalu, Pemerintah menggelar operasi pasar di berbagai daerah. Di Jawa Barat misalnya, pasar murah digelar di sejumlah daerah seperti Sumedang, Bandung, Bekasi, dan Tangerang. 

Jumat (23/2), operasi pasar digelar di Majalengka. Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengecek langsung kegiatan pasar murah tersebut. Dalam pasar murah tersebut, harga beras dibanderol Rp 10.400 per kilogram, lebih murah dari HET.

Baca juga : Urus Pemilu Tidak Beres, KPU Banyak Belangnya

Menurut Bey, sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat sudah melaksanakan program pasar murah, maupun kegiatan serupa seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menjual beras dengan harga terjangkau. Melalui program-program itu, pemerintah berupaya menjaga harga beras tetap stabil dan meningkatkan suplai komoditas ini agar terdistribusi secara masif kepada masyarakat. "Ini membantu menekan inflasi," kata Bey, di lokasi.

Bey juga mematikan, stok beras di Jawa Barat aman untuk beberapa bulan ke depan. Karena itu, ia minta warga tidak panik atau tidak memborong beras. Ia pun memastikan, beras akan segera masuk ritel.

"Beli secukupnya. Jangan berlebihan," pesannya.

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Ia memastikan, stok beras aman dan idak akan mengalami kelangkaan. Dia memastikan, stok beras di Perum Bulog masih mencukupi hingga masa Lebaran 2024.

Selain itu, panen raya diprediksi terjadi pada Maret-April 2024 sehingga Indonesia memiliki ketersediaan beras. "Saat ini stok beras cukup dan ketersediaan aman tapi memang harga fluktuatif," kata Jerry, di Semarang.

Baca juga : Soal Hak Angket, Ribut Di Luar, Senyap Di Senayan

Jerry menjelaskan, Kemendag bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog melakukan langkah strategis untuk terus menjaga ketersediaan kebutuhan pokok di setiap pasar dan ritel modern.

Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi kembali membagikan bansos beras di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jokowi menjelaskan, bantuan tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga beras akibat perubahan musim dan El Nino.

Jokowi menyebut, bantuan pangan tersebut hanya ada di Indonesia. Bantuan beras akan terus dilanjutkan sampai Juni. Ke depannya, masih akan dikaji sesuai kemampuan APBN.

Menanggapi hal ini, Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan meminta Bulog mendistribusikan beras medium ke pasar tradisional dan retail. Dia berpesan, jangan sampai Bulog hanya fokus pada penyaluran bansos beras.

Kata dia, yang diperlukan saat ini adalah mengguyur beras ke pasar tradisional dan retail. "Kalau tidak, maka lebih celaka lagi kondisi yang akan kita hadapi ke depan," kata Reynaldi, dalam keterangan, Jumat (22/2/2024).

Baca juga : Caleg Suara Terbanyak, Ibas Kalahkan Puan

Menurut dia, ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini. Termasuk molornya musim tanam yang otomatis membuat musim panen juga molor. Selain itu, produksi beras tahun lalu terbatas, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara supply and demand.

"Ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak agar stok-stok yang dimiliki, khususnya beras premium, agar segera dikeluarkan. Termasuk pabrik-pabrik lokal, karena semakin tertahan beras premium, semakin naik harganya dan kondisinya akan semakin buruk," ucapnya.

Ekonom senior INDEF Aviliani mengatakan, persoalan pangan seperti beras seringkali disebabkan masalah pasokan. Kelas menengah meningkat, terutama yang mengonsumsi beras premium. Untuk itu, dia merekomendasikan, pemerintah dan pengusaha bekerja sama menjaga supply beras premium.

"Jangan sampai itu jadi bahan inflasi. Kita sudah menargetkan inflasi 3 plus minus 1. Jadi, jangan sampai (inflasi) melampaui itu karena kalau melampaui itu bisa berdampak ke mana-mana," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.