Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Perkuat Fondasi Strategi Ekonomi Syariah
BI Optimis Industri Halal Indonesia Terus Tumbuh
Jumat, 1 Maret 2024 07:09 WIB
Sebelumnya
Dari sisi literasi ekonomi syariah, juga masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, lanjut Juda, BI dan Pemerintah bertekad mewujudkan harapanIndonesia menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. Salah satu caranya dengan melakukan literasi ekonomi syariah.
"Ini menjadi tanggung jawab bersama dan membutuhkan kerja keras, konsistensi, sinergi dan kolaborasi di antara semua pihak,” tegasnya.
Ke depan, dalam jangka pendek, perbaikan ekonomi dan keuangan syariah nasional akan terus berlanjut di tengah ketidakpastian yang masih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi syariah akan didukung di antaranya oleh faktor kewajiban sertifikasi halal, khususnya bagi produk makanan dan minuman pada 2024.
Faktor pendukung lainnya, visi kepemimpinan dalam memposisikan pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi nasional.
Selanjutnya, kata Juda, Bank Sentral mengajak seluruh penggiat ekonomi dan keuangan syariah untuk terus memperkuat fondasi ekonomi dan keuangan syariah, melalui empat program utama yang menjadi fokus di tahun 2024.
Pertama, komitmen pengembangan ekonomi dan industri halal, yang akan difokuskan pada sektor makanan dan minuman halal dan fesyen Muslim (modest fashion).
Baca juga : Perkuat Kerja Sama Bisnis, Kadin Indonesia Dan Portugal Teken MoU
Strategi pengembangan ekosistem halal food, akan dikembangan melalui penguatan dan perluasan model ekosistem pertanian, perternakan di ekonomi pesantren.
Kemudian, penguatan melalui dukungan jaminan produksi halal, termasuk RPH (Rumah Pemotongan Hewan) dan RPA (Rumah Pemotongan Ayam). Serta pengembangan ekosistem produk halal. Dan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF), sebagai event fesyen muslim rujukan dunia, akan terus di-scale up di tahun 2024.
Kedua, akselerasi keuangan sosial dan komersial syariah melalui pengembangan pasar uang syariah, seperti sukuk yakni, Sukuk BI (SukBI) dan Sukuk Valuta Asing BI (SuvBI) yang akan terus dilanjutkan di tahun 2024.
Selain itu, penguatan keuangan syariah seperti, blended finance komersial dan sosial CWSL, yang merupakan cara baru bagi masyarakat untuk berwakaf uang dan investasi sosial.
“Selanjutnya, bersama Pemerintah, sinergi dan kolaborasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), serta industri untuk menyiapkan fungsi bank syariah sebagai Nazhir,” ucap Juda.
Ketiga, digitalisasi industri maupun keuangan syariah, dilakukan dengan cara penguatan platform pengecekan produk halal yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Halal (SIHALAL). Serta mendorong digitalisasi keuangan sosial syariah yang terintegrasi melalui platform Satu Wakaf Indonesia.
Keempat, strategi melalui peningkatan literasi dan perluasan jangkauan edukasi ekonomi syariah.
Baca juga : Rekrut Pelatih Jepang, Erick Optimistis Sepak Bola Putri Indonesia Bangkit
Pada 2024, BI akan terus meningkatkan literasi ekonomi syariah, melalui penyelenggaraan Fesyar (Festival Ekonomi Syariah) di tiga wilayah Indonesia.
BI juga terus mendorong scale up penyelenggaraan ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) dengan berbagai hal baru setiap tahunnya. Termasuk jangkauan dan target, edukasi yang diharapkan inklusif ke depan.
Top, Kinerja Keuangan Syariah Terus Tumbuh
Di kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono menuturkan, industri keuangan syariah Indonesia terus mengalami peningkatan.
Per September 2023, total aset keuangan syariah Indonesia tidak termasuk saham syariah mencapai Rp 2.452,57 triliun tumbuh 6,75 persen.
Dari sisi aset keuangan syariah meliputi pasar modal syariah Rp 1.457,73 triliun, sekitar 59,44 persen. "Perbankan syariah sebesar Rp 831,59 triliun, sekitar 33,92 persen, IKNB (Industri Keuangan Non-Bank) syariah sebesar Rp 162,85 triliun atau 6,64 persen,” rincinya.
Selanjutnya, market share industri keuangan syariah terhadap industri nasional juga naik signifikan. Dengan rincian, pasar modal syariah naik 20,52 persen, perbankan syariah sebesar 7,27 persen dan IKNB syariah sebesar 5 persen.
Arief menegaskan, besarnya potensi keuangan syariah telah diakui secara global. "Berdasarkan Global Islamic Economic Indicator 2023 yang dirilis di Dubai, Uni Emirates Arab (UEA), Indonesia menjadi peringkat ke-3 setelah Malaysia dan Arab Saudi, posisi Indonesia mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya di peringkat 4,” ucap Arief.
Baca juga : Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Raih Indonesia Best CFO Award 2024
Namun, meski penduduk Indonesia beragama Islam mayoritas, porsi aset syariah terhadap aset keuangan nasional masih terbatas , yaitu hanya sekitar 10,81 persen. Untuk itu, berbagai upaya perlu terus dilakukan mendukung kapasitas keuangan syariah di Tanah Air.
Ia melanjutkan, Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah nasional. Salah satunya melalui penguatan pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang mengatur tentang perluasan bisnis dan spin off unit usaha syariah, baik pada sektor perbankan, pasar modal, maupun IKNB.
“Undang-Undang P2SK juga membuka peluang perbankan menjadi nazhir wakaf. Kebijakan ini dinilai semakin memperkuat peran bank syariah sebagai institusi yang bisa menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial,” tegas Arief.
Tak hanya itu, selama 15 tahun penerbitannya, sukuk negara semakin penting.
Arief mengatakan, sukuk negara tak hanya sebagai sumber pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) secara umum dan proyek infrastruktur yang nilainya terus meningkat, tapi juga sebagai instrumen likuiditas pasar keuangan syariah. Apalagi, kini sukuk negara telah berkembang baik.
Melalui penerbitan sukuk negara, Pemerintah dapat menyediakan produk keuangan berbasis syariah yang aman dan credible. Terutama bagi masyarakat yang mulai concern terhadap kesyariahan instrumen keuangan.
“Dari tahun 2008 hingga 20 Februari 2024, total realisasi sukuk negara mencapai Rp 2.584,4 triliun, dengan outstanding sebesar Rp 1.492,95 triliun,” sebutnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya