Dark/Light Mode

SPKS Minta Pengawasan DMO Minyak Goreng Diperketat

Rabu, 3 April 2024 21:05 WIB
Petani panen Tandan Buah Sawit (TBS). (Foto : Ist)
Petani panen Tandan Buah Sawit (TBS). (Foto : Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sabarudin meminta pengawasan terkait jalannya Domestic Market Obligation (DMO) minyak goreng diperketat.

Permintaan ini disampaikan agar memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis termasuk petani sawit.
Sebab, kendati harga jual Crude Palm Oil (CPO) dari awal tahun 2024 hingga saat ini mengalami kenaikan, hal tersebut masih minim memberikan keuntungan.

Berdasarkan data SPKS, harga jual hasil Panen TBS (Tandan Buah Sawit) masih berkisar pada harga Rp. 2.200 hingga Rp. 2.500 per kg. Sedangkan di beberapa kelompok tani SPKS wilayah Sulawesi Tenggara masih seharga Rp. 1.900 per kg.

"Harga jual TBS petani sawit masih relatif stagnan dan tidak mengalami lonjakan kenaikan harga yang drastis," kata Sabarudin dalam keterangan tertulis yang diterima Rm.id, Rabu (3/4/2024).

Baca juga : Kantongi Pendapatan Rp 46,7 T, Kinerja Garuda On The Track

Dia berpendapat, regulasi perdagangan ekspor CPO dan turunannya yang mensyaratkan DMO sebesar 1 berbanding 4, masih relevan untuk dilakukan. Sebab, pertumbuhan industri turunan sawit dalam negeri masih membutuhkan pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

"Regulasi DMO yang diterapkan pemerintah saat ini, masih relevan dengan kebutuhan bahan baku industri hilir sawit,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa pasokan DMO saat ini sudah tepat sasaran karena diatur dari kuota ekspor yang dilakukan eksportir. sehingga pasokan dalam negeri dapat terjamin dan tercukupi.

“Kendati ada fluktuasi harga jual CPO, namun secara rata-rata harga CPO masih menguntungkan pelaku usaha,” jelasnya.

Baca juga : Kena Sanksi Etik Lagi, Anwar Usman Makin Tercoreng

Namun demikian, SPKS tetap berharap mendapat dukungan dari instansi terkait agar pasokan CPO benar-benar berasal dari TBS petani sawit.

"Sumber pasokan TBS langsung dari petani kepada Pabrik Kelapa Sawit harus terus dilakukan," tegasnya.

Menurut Sabarudin, suplai pasokan bahan baku TBS dari petani sawit sangat dibutuhkan agar penguatan organisasi petani dan pelatihan praktik budidaya berkelanjutan berlandaskan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) mendapat kepastian akan serapan pasar berkelanjutan.

"Sertifikasi ISPO petani sawit ini penting karena menjadi bagian dari keberlanjutan industri sawit nasional," ujarnya.

Baca juga : Ketua DPRD Minta Pemprov Serius Tuntaskan Macet dan Banjir Di Jakarta

Lebih lanjut dia berharap, sertifikasi ISPO dapat terus berlanjut dan dikembangkan melalui pendekatan yuridiksi. Sehingga, kolaborasi antar seluruh elemen terkait hal ini dapat lebih berjalan.

"Kami sangat berharap kedepan akan lebih banyak petani dan masyarakat luas yang terlibat sehingga sertifikasi ISPO dapat terus bertumbuh,” tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.