Dark/Light Mode

Inovasi Pencegahan Serangan Burung Berbasis IoT dengan daya Solar Cell Energy

Minggu, 7 April 2024 22:51 WIB
Potensi pertanian Desa Melung (Foto: Dok. Pribadi)
Potensi pertanian Desa Melung (Foto: Dok. Pribadi)

Dengan luas wilayah mencapai 1,904,569 km persegi, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Hampir seluruh kawasan di Indonesia dimanfaatkan pada sektor pertanian dan perikanan. Dilansir oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia, didapatkan data sekitar 70% dari total wilayah Indonesia digunakan sebagai industri pertanian, sehingga tidak salah Indonesia disebut sebagai salah satu negara agraris terbesar di Dunia (www.bps.go.id/, 2023). Disisi lain, data Survei Kerangka Sample Area (KSA) mengatakan, pada tahun 2022 luas lahan panen padi  mencapai 10,45 juta hektar, naik 40,87 ribu hektar atau 0,39 persen jika dibandingkan pada 2021. Hal yang sama juga terjadi pada produksi padi, dimana tahun 2022 sebesar 54,75 juta ton GKG, yang jika dikonversikan menjadi beras, mencapai 31,54 juta ton, atau naik 18,45 juta ton (0,59 persen) dibandingkan dengan tahun 2021 (ppid.pertanian.go.id, 2019).

Selain bergantung pada kondisi iklim dan tanah, kesuksesan panen pada sektor pertanian juga bergantung akan adanya ancaman serangan burung pemakan padi. Serangan burung menjadi ancaman yang serius dan secara signifikan dapat menimbulkan kerugian bagi petani padi, karena menyerang saat tanaman padi hendak dipanen atau ketika bulir padi sudah berisi (bercahayafm.cilacapkab.go.id, 2022). Menurut (Salsabila, 1991) seekor burung pipit dapat memakan padi rata-rata sebanyak 5 g sehari. Serangan kelompok burung pipit telah banyak meresahkan para petani. Akibat dari serangan burung pipit ini, produksi padi mengalami penurunan sebanyak 30-50 persen. Serangan terjadi saat kondisi cuaca teduh dan burung menyerang secara bergerombol (ARDJANSYAH, 2017).

Baca juga : Pastikan Pemudik Terlayani Dengan Baik, Kapolri Tinjau Stasiun Pasar Senen

Focus Group Discussion (FDG) dilakukan oleh penulis untuk memberikan solusi terbaik dari permasalahan tersebut. Dengan menggunakan analisis How Might Me? Didapatkan beberapa pilihan solusi, mulai dari pemasangan orang-orangan sawah, pemasangan tali berwarna metalik, pemasangan jaring pada pembatas lahan, hingga inovasi alat pengusir burung berbasis Internet of Things (IoT). Dengan teknik ini, kami  braindstorming ide dilakukan untuk dievaluasi dan mengalaisis mitigasi resiko dari setiap solusi yang ditawarkan, hingga dipilihlah inovasi  alat pengusir burung berbasis Internet of Things (IoT). Dengan penguatan kapasitas daya solar cell energy (Rosala, 2021). 

Inovasi yang ditawarkan telah didukung dengan analisis Empathy Map, dimana dari permasalahan tersebut, petani Desa Melung mengatakan (Says) bahwa mereka sangat khawatir akan serangan burung yang menyerang dari usia padi yang masih muda hingga siap panen, selain itu cara konvensional yang digunakan sangat tidak efektif dimana petani menunggu seharian supaya burung tidak menyerang padi. Dalam alat tersebut, dibutuhkan (Does) fitur yang mudah digunakan, baik untuk pengaturan frekuensi dan coverage area, serta remote control, yang diintegrasikan dengan panel surya sebagai sumber energi. (sis.binus.ac.id, 2021).

Baca juga : Ukrainia Serukan Misi Perdamaian Lewat Budaya & Keterlibatan dengan Global Selatan

Integrasi Panel surya pada alat pengusir burung  bernama In-Gubird yang ramah lingkungan menjadi matriks dengan prioritas tertinggi karena dampak positif yang signifikan serta indeks mitigasi keberhasilan yang cukup tinggi karena tidak menghasilkan emisi karbon dalam prosesnya. Disisi lain penggunaan panel surya dapat mengurangi emisi karbon, meningkatkan inovasi dan kemajuan teknologi, mendukung kemandirian energi, meningkatkan perekonomian, dan lainnya. Hal ini juga berkontribusi dalam peralihan menuju clean energy yang didukung dengan kemajuan teknologi. Sehingga semakin banyak peminat pengguna panel surya dapat membuat teknologi panel surya ini semakin terjangkau dan dapat diakses oleh banyak orang. Sehingga harapan untuk menciptakan clean energy atau energi bersih dapat tercapai.(unair.ac.id, 2023).

In-Gubird dirancang untuk mengusir burung secara otomatis dan efektif karena menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pengguna untuk mengontrolnya melalui aplikasi seluler. Alat ini mendeteksi kehadiran burung menggunakan sensor Passive Infrared (PIR), yang akan mendeteksi pergerakan burung pada saat mendekati tanaman padi. Kemudian alat akan mengaktifkan suara dengan frekuensi 20-50 KHz yang akan mengganggu pendengaran burung. Nantinya, petani dapat mengontrol alat, dan menerima notifikasi melalui aplikasi seluler yang sebelumnya sudah terintegrasi dengan alat ini. In-Gubird ini dirancang untuk mengurangi kerusakan akibat serangan burung pemakan padi, dengan pemanfaatan sistem kontrol yang lebih efisien dan otomatis melalui konektivitas IoT, sehingga para petani dapat memantau dan mengendalikan alat dari jarak jauh, serta menghemat waktu dan tenaga dalam usaha pengusiran burung.

Kelebihan dari pengoperasian manual melalui sistem mobile adalah memberikan fleksibilitas yang lebih besar, memungkinkan petani untuk mengelola kegiatan pertanian dari jarak jauh. Opsi ini dirancang agar mempermudah petani dalam menjawab tantangan seketika, menjaga kelancaran operasional, dan meminimalkan dampak dari potensi gangguan teknis. Dengan demikian, In-Gubird di Desa Melung tidak hanya menciptakan keterhubungan teknologi yang canggih, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan responsivitas yang optimal melalui solusi manual yang dapat diakses secara mobile. 

Baca juga : Kemendikbudristek Gandeng Dharma Wanita Persatuan

Selain itu, proses pengoperasian sistem mobile diintegrasikan dengan antarmuka yang ramah pengguna, memberikan petani kemampuan untuk dengan cepat merespons dan mengatasi kendala teknis. Selain memberikan kontrol lebih langsung, opsi manual pada sistem mobile juga bertujuan untuk memastikan kelancaran kegiatan pertanian tanpa tergantung sepenuhnya pada otomatisasi teknologi. Dengan demikian, In-Gubird di Desa Melung tidak hanya memberdayakan petani dengan teknologi canggih, tetapi juga memastikan keberlanjutan operasional melalui solusi manual yang mudah diakses dan dipahami.

Muhammad Riski
Muhammad Riski
Mahasiswa Teknik Telekomunikasi

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.