Dark/Light Mode

Rupiah Babak Belur Ke 16 Ribu, Pengamat: Nggak Ngagetin

Sabtu, 13 April 2024 17:06 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Rakyat Merdeka)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nikai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Bahkan kini rupiah sudah menembus level Rp 16.000 per dolar AS. 

Beberapa pengamat ekonomi pun memberikan penjelasan kenapa rupiah bisa babal belur. 

Baca juga : iGrow Siap Lakukan Upaya Hukum Ke Peminjam Yang Nggak Kooperatif

Pengamat Ekonomi, Lukman Leong mengatakan, anjloknnya rupiah saat ini bukanlah suatu hal yang mengagetkan. Hal itu mengingat dolar AS sangat kuat seiring data Inflasi yang naik secara mengejutkan.

Lukman mengatakan, peluang the Fed untuk memangkas suku bunga sudah mundur hingga September yang dari semula Juni. Ini artinya pada pertemuan Juli pun the Fed diperkirakan masih akan tetap menahan suku bunga.

Baca juga : Elektoral Golkar Melaju Kencang, Pengamat: Strategi Airlangga Berhasil

“Pelemahan rupiah sangat tidak mengagetkan, mengingat dolar AS sangat kuat sepekan ini. Apalagi setelah data inflasi AS yang secara mengejutkan naik dan di atas perkiraan,” kata Lukman, Sabtu (13/4/2024).

Lukman mengatakan, hampir tidak ada sentimen yang positif yang dapat mendukung rupiah saat ini. Data dari China minggu ini yaitu inflasi yang lebih rendah dari perkiraan serta data perdagangan yang di mana surplus, ekspor dan impor semuanya juga lebih rendah dari perkiraan semakin menekan rupiah.

Baca juga : Kubu Amin Minta Pemilu Diulang Tanpa Gibran, Pengamat: Dagelan Politik

Oleh karena itu, satu-satunya sentimen yang dapat mendukung rupiah hanyalah intervensi Bank Indonesia (BI) dan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan April ini. “Apabila tidak ada intervensi, rupiah masih akan terus melemah di atas Rp 16.000 per dolar AS,” ujarnya.

Sementara, Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penyebabnya adalah cadangan devisa yang turun dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, kekhawatiran akan memburuknya konflik di Timur Tengah. Volume perdagangan regional juga melemah karena libur pasar China.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.