Dark/Light Mode

BASORTA 3T: Mengubah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Manfaat bagi Daerah 3T

Sabtu, 20 April 2024 05:29 WIB
Konsep Ekonomi Sirkular (Sumber : waste4change.com)
Konsep Ekonomi Sirkular (Sumber : waste4change.com)

Di era modern ini, sampah organik rumah tangga telah menjadi permasalahan yang kompleks dan perlu ditangani dengan serius. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 mencatat, jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 juta ton/tahun. Komposisi sampah berdasarkan sumbernya didominasi oleh sampah rumah tangga yaitu sebesar 38,4%. Sementara untuk komposisi sampah berdasarkan jenisnya berasal dari sisa makanan yang mencapai 40,5%.

 Sumber : KLHK

Salah satu penyumbang sampah organik rumah tangga adalah daerah 3T. Daerah 3T merupakan daerah yang termasuk ke dalam kategori daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Tertinggal berarti mempunyai tingkat kualitas pembangunan yang rendah, dimana masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Menurut Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal 2020-2024, ada 62 kabupaten yang masuk dalam kategori 3T. Daerah tersebut di antaranya Nias (Sumatera Utara), Musi Rawas Utara (Sumatera Selatan), Lombok Utara (Nusa Tenggara Barat), Pulau Talibau (Maluku Utara), Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), Sumba Tengah & Alor (Nusa Tenggara Timur), Donggala (Sulawesi Tengah), Nabire & Asmat (Papua), serta Teluk Wondoma & Pegunungan Arfak (Papua Barat).

Di daerah 3T, permasalahan sampah organik semakin rumit karena keterbatasan infrastruktur dan akses terhadap pengelolaan sampah yang memadai. Hal ini mengakibatkan penumpukan sampah organik di TPA, pembakaran sampah, dan pembuangan sampah ke sungai atau laut. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, emisi gas rumah kaca, dan penyakit. Sementara itu, apabila sampah organik sisa makanan ditimbun di landfill dalam jangka waktu panjang, maka dapat menimbulkan emisi gas metana (CH4) yang mempunyai kekuatan lebih besar dalam memerangkap panas di atmosfer dibandingkan karbon dioksida (CO2) (KLHK, 2023). 

Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pengelolaan sampah organik rumah tangga yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Inovasi yang dapat diterapkan terutama untuk daerah 3T adalah BASORTA 3T (Bank Sampah Organik Rumah Tangga Daerah 3T). Peran dari Bank sampah organik telah terbukti efektif dan efisien dalam mengatasi masalah lingkungan akibat sampah. Pengelolahan bank sampah yang baik dan mempunyai hubungan dengan pihak pengelola sampah, mulai dari pengepul sampai industri daur ulang, maka akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus mengatasi persoalan sampah yang ada (Aris, 2020).

Pengenalan BASORTA 3T

Baca juga : Bupati Muaro Jambi Sambangi Rumah Warga Miskin Saat Malam Takbiran

Slogan dari BASORTA 3T “dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat” yang bermakna BASORTA 3T membutuhkan partisipasi dan dukungan aktif dari masyarakat dalam menggerakkan bank sampah organik ini agar memiliki dampak positif bagi lingkungan hidup. Bank Sampah Organik Rumah Tangga (BASORTA 3T) merupakan konsep pengelolaan sampah organik yang dirancang khusus untuk daerah 3T di Indonesia. Konsep ini bertujuan untuk mengubah sampah organik menjadi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan melalui penerapan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler. Tujuan Utama BASORTA 3T antara lain untuk mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke TPA, mengolah sampah organik menjadi produk yang bermanfaat, seperti pupuk organik, pakan ternak, dan kompos, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan produk hasil pengolahan sampah organik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan. 

Bagaimana BASORTA 3T Bekerja?

Gambar. Visualisasi Proses Kerja BASORTA 3T

  1. Pengumpulan: Sampah organik rumah tangga dikumpulkan dari masyarakat di setiap desa di daerah 3T.
  2. Pemilahan: Sampah organik dipisahkan dari sampah non-organik di bank sampah.
  3. Pencacahan: Sampah organik dicacah menjadi potongan kecil untuk mempercepat proses penguraian.
  4. Pengolahan: Sampah organik diolah dengan metode pengomposan, fermentasi, dan pembuatan biogas.

Hasil pengolahan sampah organik tersebut akan dikomersilkan ke luar daerah secara offline maupun online. Selain itu, produk olahan seperti pupuk organik dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah 3T. Masyarakat memiliki peran penting dalam keberhasilan BASORTA 3T, seperti membantu dalam proses pengumpulan sampah organik rumah tangga, serta membantu dalam pengolahan sampah organik menjadi produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Keberhasilan BASORTA 3T membutuhkan kerjasama dan gotong royong antar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Produk Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan dari BASORTA 3T:

  • Pupuk Organik: Kompos yang dihasilkan dari BASORTA 3T dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen.
  • Pakan Ternak: Sampah organik yang diolah menjadi pakan ternak dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pakan ternak konvensional.
  • Biopestisida: Biopestisida yang dihasilkan dari BASORTA 3T merupakan alternatif ramah lingkungan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
  • Mulsa Organik: Sampah organik yang diolah menjadi mulsa organik dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma.

Baca juga : Ini 10 Keutamaan Bulan Ramadhan Yang Perlu Diketahui, Manfaatkan Sebaik-baiknya

Penerapan Ekonomi Sirkuler dalam BASORTA 3T

Ekonomi sirkuler adalah konsep yang mencakup pengumpulan, pengolahan, dan pengelolaan sampah sebagai sumber daya alami yang dapat dimanfaatkan kembali. Konsep ekonomi sirkular sendiri telah diadopsi oleh Indonesia ke dalam Visi Indonesia 2045. Berkaitan dengan hal tersebut, ekonomi sirkular mulai coba diterapkan oleh pemeirntah ke dalam sistem pengelolaan sampah (Defitri, 2023). BASORTA 3T juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler dengan cara:

  • Mengurangi: Mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
  • Memakai Ulang: Memanfaatkan kembali sampah organik yang masih dapat digunakan.
  • Mendaur Ulang: Mengolah sampah organik menjadi produk baru yang bermanfaat.
  • Memperpanjang Umur: Memperpanjang umur produk hasil pengolahan sampah organik dengan cara yang bertanggung jawab.

Dengan konsep BASORTA 3T, mengubah sampah organik rumah tangga menjadi manfaat  dapat berkontribusi mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengurangi pencemaran lingkungan, dan membantu mengoptimalkan sumber daya yang ada. Selain itu, dapat mewujudukan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T Indonesia.

Penutup

BASORTA 3T (Bank Sampah Organik Rumah Tangga) merupakan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah organik di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia. BASORTA 3T juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler untuk mengubah sampah organik menjadi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Hasil pengolahan sampah organik oleh BASORTA 3T akan dikomersilkan ke luar daerah secara offline maupun online. Setiap penjualan produk BASORTA 3T akan meningkatkan pendapatan dan berkontribusi dalam mendukung kegiatan pertanian di daerah 3T. Masyarakat memiliki peran penting dalam keberhasilan BASORTA 3T, seperti membantu dalam proses pengumpulan sampah organik rumah tangga, serta membantu dalam pengolahan sampah organik menjadi produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. BASORTA 3T memiliki berbagai manfaat, antara lain mengurangi pencemaran lingkungan, emisi gas rumah kaca, dan bau tak sedap, meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen, meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan.

Baca juga : Warga Cilincing Menjerit Kesulitan Dapat Air Bersih

BASORTA 3T bukan hanya sekedar program pengelolaan sampah, tetapi juga sebuah gerakan untuk mengubah mindset masyarakat tentang sampah. Dengan BASORTA 3T, kita dapat mengubah sampah menjadi sumber daya yang bermanfaat dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Mari kita wujudkan BASORTA 3T sebagai program yang sukses dan berkelanjutan di seluruh daerah 3T di Indonesia!

Shanjaya Mandala Putra
Shanjaya Mandala Putra
Mahasiswa Universitas Riau

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.