Dark/Light Mode

Green Impact Day 2024

BSI Dukung Green Economy Lewat Inovasi Digital dan Kolaborasi Strategis

Rabu, 1 Mei 2024 09:48 WIB
Direktur Sales dan Distribution Bank Syariah Mandiri (BSI) saat menyampaikan presentasi di Green Impact Day, di Sabuga ITB, Bandung, Senin (29/4/2024). (Foto: SRE)
Direktur Sales dan Distribution Bank Syariah Mandiri (BSI) saat menyampaikan presentasi di Green Impact Day, di Sabuga ITB, Bandung, Senin (29/4/2024). (Foto: SRE)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Sales dan Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI) Anton Sukarna mengatakan, prinsip yang dianut bank syariah sejalan dengan prinsip utama green economy atau energi hijau. Karena itu, BSI mendukung praktik ekonomi hijau antara lain melalui inovasi digital dan kolaborasi strategis. Hal tersebut disampaikan Anton dalam acara Green Impact Day yang digelar di Gedung Sabuga di ITB, Bandung, Senin (29/4/2024).

Dalam acara yang dihadiri ribuan pelajar dan mahasiswa ini, Anton memaparkan materi tentang Pembangunan Inklusif Berbasis Digital dalam Mewujudkan Kemandirian Masyarakat. Mengawali pemaparannya, Anton menjelaskan konsep ekonomi hijau dan bank syariah. Kata dia, konsep ekonomi hijau saat ini semakin mendapatkan perhatian luas setelah ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu pilar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Di 2045, Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju dan berpredikat sebagai high income country atau negara berpenghasilan tinggi. 

Nah, kata Anton, prinsip ekonomi hijau ternyata selaras dengan konsep bank syariah. Tujuan utama dari ekonomi hijau adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial, sambil secara signifikan mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Ekonomi ini bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan emisi rendah, tidak menghasilkan emisi karbon dioksida yang merugikan, hemat sumber daya alam, dan berlandaskan keadilan sosial.

Prinsip-prinsip ekonomi hijau ternyata selaras dengan yang prinsip Bank Syariah. Bank syariah mengemban misi serupa dalam sektor keuangan. Praktik perbankan syariah, mengikuti prinsip-prinsip dan akad syariah serta maqasid syariah, yaitu melarang kegiatan yang bisa merusak lingkungan. 

Baca juga : Di Depan 2.000 Mahasiswa, Bos RM: Green Energy Solusi Hadapi Krisis Global

"Prinsip maqasid syariah ini yaitu larangan terhadap usaha yang dapat merusak lingkungan hidup, merusak keturunan, atau merusak akal," kata Anton. 

Sebagai contoh, BSI tidak akan menjadi sponsor produk minuman beralkohol karena minuman tersebut merusak akal pikiran. 

Anton berharap, pendekatan ekonomi hijau maupun perbankan syariah bisa saling mendukung dalam menciptakan sistem ekonomi yang lebih bertanggung jawab. Dengan menggabungkan dua prinsip itu, diharapakan dapat tercipta model pembangunan yang berkelanjutan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial tapi juga pada kesejahteraan umat manusia dan pelestarian lingkungan.

Anton menjelaskan, BSI mendorong praktik ekonomi hijau melalui inovasi digital dan kolaborasi strategis. Misalnya, BSI terus memperluas layanan digitalnya, termasuk mobile banking dan layanan berbasis web. Pada tahun 2024, BSI berencana menambah jumlah ATM/CRM dari 2.571 menjadi 5.000 unit. 

Baca juga : Bos Rakyat Merdeka: Green Jobs Butuh Green Skills

"Peningkatan ini bertujuan untuk memfasilitasi akses ke layanan perbankan yang lebih luas, sekaligus mendukung gerakan paperless yang mengurangi penggunaan kertas dan emisi karbon," kata Anton. 

Kontribusi BSI dalam mendukung Green Economy, termasuk penguatan layanan untuk mendukung upaya pembangunan dan peningkatan ekonomi di Indonesia secara berkelanjutan

BSI juga berupaya meningkatkan memiliki 86.200 agen dan menargetkan pertumbuhan menjadi 117.500 agen pada tahun 2024.  Jumlah pengguna mobile banking BSI juga telah mencapai angka mengesankan dengan 6.698.042 pengguna pada tahun 2024.

Selain itu, BSI telah berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Plasticpay, Pelindo, Bank Indonesia, LPLH-SDA, MUI, dan aktivis lingkungan untuk mempromosikan Sustainable Movement di Bali dan Jabodetabek. Kerjasama ini termasuk pemasangan Reverse Vending Machine (RVM), yang merupakan upaya BSI mendukung transisi energi berkelanjutan—salah satu isu utama dalam presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 di Bali.

Baca juga : PLN Kembali Raih Best Green Loan Internasional atas Akselerasi Transisi Energi

Terakhir adalah pembangunan Gedung BSI dengan konsep green building. BSI membangun gedung landmark dengan mengusung konsep green building yang hemat energi dan ramah lingkungan. Salah satunya Landmark Aceh: Gedung yang akan menjadi ikon Aceh ini, sekaligus mendukung peningkatan perekonomian Aceh secara berkelanjutan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.