Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Demi Keadilan Untuk Pekerja
Pungutan Tapera Baiknya Optional, Jangan Dipaksa
Senin, 3 Juni 2024 07:05 WIB
![Demi Keadilan Untuk Pekerja Pungutan Tapera Baiknya Optional, Jangan Dipaksa Demi Keadilan Untuk Pekerja Pungutan Tapera Baiknya Optional, Jangan Dipaksa](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah diimbau tidak memaksakan kehendaknya, memotong gaji karyawan untuk program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Kebijakan itu idealnya menerapkan skema optional (pilihan). Sehingga, pekerja yang menolak ikut program tersebut, tidak terbebani.
Pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tapera, Pemerintah mewajibkan pekerja swasta membayar iuran dari gaji atau upah mereka untuk Tapera. Yakni sebesar 0,5 persen ditanggung perusahaan dan 2,5 persen dibebankan kepada pekerja.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengaku setuju dengan kalangan yang memandang program Tapera bermanfaat bagi yang belum mempunyai rumah.
Sebab, skema potong gaji bisa membuat peserta lebih disiplin menabung untuk membeli rumah. Namun tidak halnya bagi peserta yang sudah memiliki rumah, atau kadung tengah mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“(Tapera) sangat positif bagi yang belum punya rumah. Mereka menyisihkan uangnya demi memiliki rumah di kemudian hari,” kata Tauhid kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Bapanas Pelototin Harga Pangan
Apalagi rumah merupakan investasi jangka panjang, sehingga banyak orang rela menunda konsumsi untuk kepentingan jangka panjang. Karena itu, tidak heran jika mereka berharap, Program Tapera mampu membantu mewujudkan impian mereka memiliki rumah, tentunya dengan pembiayaan yang ringan.
“Tetapi Tapera sebaiknya dijadikan program optional saja agar lebih tepat sasaran. Terutama kepada yang belum memiliki rumah. Ini tidak boleh dipaksa,” tegasnya.
Karena tidak semua calon peserta Tapera belum memiliki rumah. Sehingga sebaiknya Pemerintah memiliki opsi lain yang tidak membebani dan bermanfaat bagi mereka.
Ia menegaskan, jika Tapera sifatnya optional, maka bagi mereka yang merasakan manfaatnya, pasti langsung mendaftarkan diri menjadi peserta Tapera.
“Sebaiknya jangan ada paksaan, karena situasi perekonomian saat ini, sehingga kurang pas dan tidak tepat sasaran ,” tuturnya.
Baca juga : Jurus Pengolahan Sampah Banyumas Layak Ditiru DKI
Ia menyampaikan, kewajiban potong gaji yang dipaksakan dapat memberatkan masyarakat.
Selain menjadikan skema ini optional, Tauhid juga menyarankan, agar manfaat iuran Tapera tidak hanya untuk kelompok masyarakat bawah, tetapi masyarakat menengah.
“Sebab, masih banyak masyarakat kelompok menengah yang belum memiliki rumah, termasuk generasi Z yang baru menikah,” katanya.
Terpisah, Corporate Secretary BTN, Ramon Armando berpendapat, Program Tapera bisa menguntungkan dari sisi funding dan lending. Karena adanya penambahan dana dari kepesertaan Badan Pengelola (BP) Tapera.
“Dana itu juga menjadi pendamping dari KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), yang selama ini sudah berjalan,” tutur Ramon kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Los Blancos Rajai Benua Biru
Bahkan, lanjut Ramon, dari sisi penyaluran KPR Tapera juga bisa bertambah alokasinya. Jika sumber dana berasal dari peserta Tapera, maka untuk penyaluran KPR Tapera.
“Namun jika sumber dananya dari APBN, maka peruntukannya untuk KPR FLPP,” jelas Ramon.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya