Dark/Light Mode

Penjualan Otomotif Turun, CIMB Niaga Finance Optimistis Patok Target Double Digit Tahun Ini

Rabu, 12 Juni 2024 18:31 WIB
Public Expose PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance), Rabu (12/6/2024). (Foto: Istimewa)
Public Expose PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance), Rabu (12/6/2024). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah adanya penurunan penjualan otomotif, hingga tantangan ekonomi dari internal maupun eksternal, PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) tetap  optimistis mampu mencapai pertumbuhan realisasi pembiayaan secara total double digit.

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengatakan, keyakinan tersebut berdasarkan pertumbuhan realisasi pembiayaan lima bulan terakhir (Januari-Mei 2024) cukup kuat atau mencapai total keseluruhan sebesar Rp 3,9 triliun naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,17 triliun.

“Walau tidak mudah dalam enam bulan ke depan, terutama adanya faktor eksternal, tetapi berkaca awal dari awal tahun ini kami tetap yakin 2024 mampu tumbuh double digit,” tegasnya dalam konferensi pers usai menggelar Public Expose di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Bahkan, Ristiawan juga tak akan merevisi target perusahaan yang telah disetor ke regulator.

Sebab ia meyakini pertumbuhan positif juga didukung dari booking di CIMB Niaga Finance dan beragam produk yang ditawarkan. Mulai dari pembiayaan mobil bekas, mobil baru hingga multifinancing.

Baca juga : HUT Ke-3, LINE Bank Targetkan Tumbuh Double Digit Tahun Ini

“Penjualan otomotif dari data Gaikindo memang turun hingga 22,8 persen. Namun ini berbanding terbalik dengan totak aset kelolaan industri. Dan yang dari kami amati, triger penurunan akibat penjualan tunai. Sekitar 70 persen penjualan menggunakan pembiayaan leasing dan 30 persen pembelian cash,” jelasnya.

Ia menegaskan, dalam menjalan sisa akhir tahun ini, CIMB Niaga Finance siap berkompetisi dengan memperkenalkan berbagai inovasi produk, serta memperkuat positioning CIMB Niaga Finance menawarkan kecepatan dan simplifikasi, serta bunga berbasis risiko masih mempunyai tempat di hati nasabah.

Saat ini pembiayaan mobil bekas masih menjadi andalan produk bagi CIMB Niaga Finance, Ristiawan menyebut, hingga Mei 2024 pembiayaan mobil bekas mencapai Rp 1,24 triliun (unaudited) naik 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1 triliun.

“Kami menyasar segmen menengah atas untuk mobil bekas di kisaran mulai Rp 200 jutaan,” jelasnya.

Sementara, pertumbuhan pembiayaan mobil listrik masih diyakini juga terus meningkat. Melihat dari capaian 2023, pembiayaan mobil listrik naik signifikan sebanyak empat kali lipat dibanding tahun 2022.

Baca juga : Gelar Expoversary 2024, BCA Optimistis Pertumbuhan KPR dan KKB Tembus Double Digit

“Untuk pembiayaan mobil listrik ini kami melihatnya masih masuk dalam kategori premium atau prestigious, karena masih sangat jarang orang punya. Kecuali nanti aturannya sudah wajib semua kendaraan ya,” ucap Ristiawan.

Sementara itu, Direktur Keuangan CIMB Niaga Finance M Imron Rosyadi Nur menambahkan, adanya tantangan kenaikan suku bunga acuan memang berpengaruh pada bisnis perusahaan. Namun, pihaknya berkomitmen tetap menjaga Cost of Fund (CoF).

“Tahun ini CoF masih bisa dijaga cukup baik di angka 5,6 persen hingga Mei 2024. Sementara Net Interest Margin (NIM) di level 8,8 persen per Mei 2024. Pendanaan pun kami bekerja sama dan selaras dengan induk CIMB Niaga,”ujar Imron.

Sebagai tambahan, kinerja CIMB Niaga Finance pada 2023, telah mencatat pembiayaan baru sebesar Rp 8,94 triliun tumbuh sebesar 13,5 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp 7,87 triliun.

Pembiayaan baru dengan akad syariah mencapai 51 persen dari total pembiayaan baru. Dengan pertumbuhan pembiayaan baru, total aset kelolaan CIMB Niaga Finance mencapai Rp 11,26 triliun atau tumbuh sebesar 21,7 persen dari tahun 2022 pada periode yang sama (sebesar Rp 9,25 triliun).

Baca juga : Hadapi Nataru 2024, CIMB Niaga Optimalkan Fasilitas Digital Banking

Sejalan dengan peningkatan aset kelolaan, pada 2023 perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak atau PBT (Profit Before Tax) sebesar Rp 520 miliar, naik 23 persen yoy dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp 424 miliar.

CIMB Niaga Finance juga konsisten mempertahankan kualitas aset terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing) sebesar 1,11 persen di tahun 2023 atau di bawah angka rata-rata industri yaitu 2,44 persen.

Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, di mana pada 2023, return on assets(ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 6,80 persen dan 22,32 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.