Dark/Light Mode

CIMB Niaga: Perekonomian 2020 Menantang, Pelaku Pasar Harus Tetap Optimis

Rabu, 27 November 2019 02:02 WIB
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean (kanan) berbincang dengan Direktur Treasury dan Capital Market CIMB Niaga John Simon dalam Diskusi Media, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (26/11). (Foto: Merry Apriyani/RM)
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean (kanan) berbincang dengan Direktur Treasury dan Capital Market CIMB Niaga John Simon dalam Diskusi Media, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (26/11). (Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perekonomian Indonesia 2020 diprediksi masih akan menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta stagnannya pertumbuhan perekonomian dunia juga berpengaruh pada dinamika investasi dan konsumsi dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean pada diskusi bersama media, di Jakarta, Selasa (26/11). Dalam paparannya Adrian menganalisa refleksi perekonomian Indonesia tahun 2019 dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020.

"Perekonomian tak lepas dari tantangan, pelaku pasar harus menatap ke depan dengan optimis. Manfaatkan setiap peluang terutama dalam kondisi market yang masih volatile," jelas Adrian.

Baca juga : Pelni Jual Tiket Sesuai Kapasitas Kapal

Dia pun menyarankan sejumlah solusi. Pertama, dalam jangka pendek, mengingat keterbatasan kebijakan moneter, pemerintah perlu mempertimbangkan pelebaran defisit APBN mendekati 3 persen dengan merumuskan secara detil kebijakan suplementer yang mampu mereduksi efek negatif dari pelebaran defisit. 

"Kedua, dalam jangka pendek-menengah, pemerintah perlu agresif menaikkan kontribusi dividen BUMN terhadap APBN melalui penurunan biaya yang signifikan dan peningkatan produktivitas yang optimal. Juga, perlu memanfaatkan potensi pembiayaan lewat mekanisme sekuritisasi aset pemerintah," katanya lagi.

“Ketiga, pemerintah dan regulator perlu segera melakukan terobosan dalam meningkatkan mobilisasi tabungan dalam negeri lewat reformasi besar-besaran di industri dana pensiun dan social security. Selain itu, Pemda juga harus menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara netral, untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap dana alokasi dari pusat," tambah Adrian.

Baca juga : BPS Akui Data Pertanian Tak Akurat, Pengamat: SYL Jangan Paksakan Pakai Data Lama

Ada pun di sisa tahun 2019, kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan. Hal itu dipicu oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga yang melambat di kuartal ketiga. 

Menurut Adrian, tahun ini pelaku usaha menunda keputusan bisnis karena bayangan ketidakpastian, baik yang muncul dari sisi global maupun domestik. Sejalan dengan menurunnya permintaan dan adanya kendala likuiditas, pertumbuhan kredit juga berangsur melambat.

Di sisi lain, pelemahan harga komoditas dan tingginya suku bunga pada paruh pertama tahun 2019, juga telah menyebabkan rumah tangga mengerem belanjanya. Pada kuartal ketiga tahun ini, dengan mengoreksi faktor musiman, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga antar kuartal bahkan telah mencapai angka terendah dalam sembilan tahun terakhir. 

Baca juga : Barca Menang, La Pulga Cetak Rekor

“Dengan memperhitungkan semua faktor dan prospek berlanjutnya perlambatan di kuartal keempat, perekonomian Indonesia nampaknya hanya akan bertumbuh maksimum 5 persen di tahun 2019,” kata Adrian.

Sementara itu, kurs rupiah terus mengalami perbaikan. Setelah mendekati level Rp 15.000 per dolar AS di awal tahun, kini berangsur menguat ke arah Rp 14.000 per dolar AS. Hal ini didukung oleh derasnya arus masuk investasi asing di pasar modal.

"Geliat pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) yang didorong oleh Bank Indonesia juga berkontribusi pada penguatan dan stabilitas kurs di kisaran Rp14.000 per dolar AS pada enam bulan terakhir,” tutup Adrian. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.