Dark/Light Mode

Kesal Ekspor CPO Anjlok

Jokowi Lawan Uni Eropa

Jumat, 29 November 2019 05:53 WIB
Jokowi protes soal sikap diskriminasi Dewan Bisnis EU ASEAN terhadap komoditas sawit Indonesia saat bertemu di Istana Kepresiden, Jakarta, Kamis (28/11) (Foto:Istimewa)
Jokowi protes soal sikap diskriminasi Dewan Bisnis EU ASEAN terhadap komoditas sawit Indonesia saat bertemu di Istana Kepresiden, Jakarta, Kamis (28/11) (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi kesal dengan ulah Uni Eropa. Secara tegas Jokowi mengatakan, Indonesia tidak akan tinggal diam atas tindakan diskriminasi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia oleh Uni Eropa.

Hal itu dinyatakan Jokowi saat menerima kunjungan delegasi Uni Eropa-ASEAN Dewan Bis nis (EU-ASEAN Business Coun cil) di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. 

“Indonesia akan melawan sikap diskriminasi yang diterapkan Uni Eropa terhadap komoditas andalan ekspor Indonesia tersebut,” tegasnya. 

Pemerintah, ujar Jokowi, selama ini cukup menaruh hormat terhadap kerja sama dagang dengan Uni Eropa, berdasarkan prinsip internasional. Namun, diskriminasi terhadap komoditas sawit menjadi batu sandungan. 

“Saya akui, dari sisi ekonomi kita mengalami batu sandungan. Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam menyikapi diskriminasi ini,” kata Jokowi. 

Baca juga : BPS Waspadai Anjloknya Impor Bahan Baku dan Barang Modal

Jokowi memastikan, negosiasi perjanjian EU Comprehensive Economic Partnership Agreement akan tetap berlanjut, dengan tetap memasukkan komoditas kepala sawit sebagai bagian dari kesepakatan. 

“ASEAN dan EU telah membentuk kelompok kerja untuk minyak kelapa sawit. Saya harap kelompok ini bisa menyelesaikan masalah kelapa sawit. Sekarang saya ingin mendengar pandangan Anda,” kata Jokowi. 

Diakuinya, minyak sawit mentah atau CPO yang selama ini jadi komoditi andalan, mengalami penurunan ekspor dalam satu tahun terakhir. 

Untuk mengatasi kendala ter sebut, Jokowi minta pelaku usa ha dan stakeholder terkait bi sa melakukan pengembangan nilai tambah ko moditi minyak sawit mentah. Misalnya, memaksimalkannya di pasar dalam negeri seperti biodiesel B30 hingga B100. 

“Daripada harus perang dagang dengan Uni Eropa karena kita dibanned, kita pakai sendiri saja, bisa kita manfaatkan untuk perekonomian kita,” kata Jokowi. 

Baca juga : Terbang ke Bangkok, Jokowi Siap Hadiri KTT ASEAN ke-35

Diterangkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, kelebihan komoditas CPO akibat penurunan ekspor bisa dimanfaatkan untuk berbagai program pemerintah. 

Terutama dalam menekan angka defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Salah satunya, program B20, B30 hingga B100. 

“CPO harus masuk ke B30. Sudah berjalan B20, masuk lagi B50 nanti sampai B100. Artinya CPO akan kita gunakan sendiri untuk biodiesel, biofuel. Nanti akan kelihatan harga CPO dalam 1-2 tahun. Sekarang berapa, nantinya B30 di Januari, dan saat jadi B100 akan berapa. Pasti, petani sawit kita akan menikmati harga yang baik. Target kita di sana,” tegas Jokowi. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto membeberkan jurus pemerintah menekan defisit neraca perdagangan, khususnya terkait impor minyak dan gas (migas). 

“Yang kita lakukan dengan penerapan bahan bakar biodiesel campuran nabati biodiesel 30 persen (B30). Dengan program itu, produksi CPO terserap sampai 10 juta kiloliter. Berarti penghematan devisa itu bisa mencapai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 112,8 triliun (kurs Rp 14.000) dan ini bisa efektif mengurangi defisit neraca dagang,” kata Airlangga. 

Baca juga : Izin Ke Paloh, Yasin Limpo Penuhi Panggilan Jokowi Ke Istana

Selain itu, pemerintah juga akan memulai program pengalihan penggunaan bahan bakar avtur menjadi green avtur.Menurutnya, program tersebut bisa menghemat devisa hingga 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 28,2 triliun. 

“Dengan green avtur, kebutuhan 1 tahun bisa menghemat 2 miliar dolar AS. Program ini diharapkan bisa memperbaiki neraca dagang dan mengurangi ketergantungan migas,” pungkas Airlangga. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.