Dark/Light Mode

Menkeu Bakal Ketok Formula Harga Baru Solar

Sabtu, 30 November 2019 02:52 WIB
Menkeu Sri Mulyani (Foto:Istimewa)
Menkeu Sri Mulyani (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah segera menetapkan formula harga solar yang saat ini sedang direvisi. Usulan perubahan tersebut, telah dikirimkan ke Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dalam surat Surat Nomor 408/10/ MEM.M/2010 pada 27 September 2019. 

Sri Mulyani mengaku sudah menerima surat itu.Saat ini, pihaknya tengah meneliti usulan formula baru dari Kementerian ESDM. Kemungkinan tak lama lagi, keputusan permintaan itu akan diketok.“Sudah.Sedang diteliti. ¬Rasanya sudah hampir ditetapkan,” kata Sri Mulyani di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Menanti Ketua Umum Baru, REI Gelar Munas Ke XVI

Dalam surat tersebut, tertulis bahwa formula harga Solar diusulkan berubah dari sebelumnya 95 persen Harga Indeks Pasar (HIP) minyak Solar + Rp 802 per liter menjadi 100 persen Harga Indeks Pasar (HIP) minyak Solar + Rp 802 per liter. 

Ketentuan ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1980 K/10/ MEM/2018 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Minyak, HIP Minyak Solar (Gas Oil), yang didasarkan pada 100 persen harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) jenis Gas Oil 0,25 persen Sulfur. 

Baca juga : Gelar Piala Presiden, Basket Catat Sejarah Baru

Jika disetujui Kemenkeu, perubahan formula harga akan mengubah Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan pada 2 April 2019. “Nanti saya lihat (apakah usulan itu akan disetujui atau tidak),” tegasnya. 

Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya mengajukan usulan perubahan formula harga Solar namun menjamin harga jual produk BBM subsidi ini tak akan naik. 

Baca juga : Cari Ketua Baru, GINSI Gelar Munaslub

Subsidi yang diberikan juga tak mengalami penambahan. “Tetap, nggak berubah. Subsidi solar tetap, harga juga tetap,” kata Djoko. 

Adapun alasan perubahan formula itu, menurut Djoko, agar selisih harga Solar murni dan Solar yang dicampur dengan FAME (turunan minyak kelapa sawit) dalam program biodiesel lebih dekat. Dengan begitu, konsumsi biodiesel cepat berkembang.“Agar selisih harga solar murni dan biodiesel dekat, biar biodiesel cepat tumbuh berkembang,” jelasnya. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.