Dark/Light Mode

Digugat Uni Eropa, Luhut Pasang Badan

Rabu, 11 Desember 2019 12:33 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku, siap meladeni rencana Uni Eropa yang mengajukan gugatan kepada Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) terkait dengan pelarangan ekspor bijih nikel mulai 2020. 

“Mereka tekah melakukan diskriminatif ke negara kita. Saya ini buat kebijakan untuk anak cucu. Kita bertahun-tahun ekspor nikel mentah saja,” katanya di Jakarta kemarin.

Namun, sebelum mengajukan gugatan, Indonesia dan Uni Eropa akan menempuh tahap awal yaitu konsultasi. Indonesia pun bersedia meladeni konsultasi maupun gugatan ke WTO. 

“Kami sudah siapkan tim,” tegasnya. Menurut Luhut, sebenarnya 98 persen dari bijih nikel Indonesia diekspor ke China. Sementara, Eropa hanya mengkonsumsi kurang dari 2 persen. Itu sebabnya, Luhut menilai langkah Uni Eropa keliru. 

Luhut menambahkan, program hilirisasi nikel disiapkan untuk menjadi produk baterai lithium full. Untuk itu, dirinya tidak ingin pengolahan kekayaan negara seperti yang dilakukan PT Freeport terulang di komoditas nikel. 

Baca juga : Piala Eropa, Portugal Masuk Grup Neraka

“Saat ini nikel sudah diproduksi menjadi stainless, carbon steel. Ini kan kalo kita ekspor bisa menekan defisit neraca perdagangan,” ujarnya. 

Luhut menjelaskan, Indonesia punya material yang sangat cukup, walau secara kuantitas masih kalah dibanding Australia. Tapi, secara cost operasional di Indonesia jauh lebih efisien. 

“Costnya kita lebih murah. Misalnya, untuk biaya transportasi bahan mentah Indonesia ke China 10 dolar AS,” ungkapnya. 

Apalagi menurut Luhut, pabrikan otomotif kelas dunia seperti VW, BMW mengakui, 20 sampai 30 tahun ke depan tidak ada uang yang bisa menggantikan efektivitas lithium battery. 

“Lithium battery Indonesia nomor 1. Kita harus bangga. Produk ini kan 60 persen kandungan dari nikel. Apalagi ini kan green energi, Karena itu, apa yang kita lakukan sekarang untuk generasi akan datang,” ungkapnya. 

Baca juga : Duta Besar Uni Eropa Ingatkan Tanggung Jawab Jaga Lingkungan

“Yang kita mau, membuat pabrik lithium battery di Indonesia. Apakah di Morowali apakah di Patimban area. 2023 harus sudah jadi semua. Ini langkah strategis untuk generasi kalian,” ucapnya. 

Pakar pertambangan ITB Irwandy Arif mengatakan, pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat agar industri pertambangan dalam negeri semakin bermanfaat secara jangka panjang, khususnya memenuhi rencana hilirisasi. 

“Pastinya dalam jangka panjang, ke depannya memang akan bermanfaat bagi industri baterai. Tentu, ini menjadi nilai tambah bagi industri pertambangan kita,” katanya. 

Menurutnya, nikel merupakan cadangan strategis yang dimiliki Indonesia dan memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk hilir seperti baterai untuk mobil listrik yang akan menjadi transportasi masa depan. Apalagi, saat ini Indonesia menguasai 27 persen pasar nikel dunia, baik dalam bentuk produk hulu maupun hilir. 

Karakteristik nikel Indonesia juga memenuhi spesifikasi baterai sehingga Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan industri baterai. 

Baca juga : Liga Eropa, Celtic dan Sevilla Melenggang

Di sisi lain, Irwandy juga mengingatkan agar pemerintah tetap memperhatikan dan melindungi para penambang dan pengusaha nikel. Setidaknya dalam waktu sampai ekspor benar-benar dihentikan. Sebelumnya, surat pemberitahuan rencana gugatan disampaikan Wakil Tetap atau Duta Besar Uni Eropa kepada Duta Besar Indonesia Hasan Kleib. 

Gugatan dilayangkan karena Uni Eropa menilai tiga kebijakan Indonesia melanggar sejumlah ketentuan dalam The General Agreement of Tariffs and Trade (GATT), sebuah perjanjian pendahulu dari WTO. Ketiganya yaitu pertama, pembatasan ekspor untuk produk mineral, khususnya nikel, bijih besi, dan kromium yang digunakan sebagai bahan baku industri stainless steel di Uni Eropa. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.