Dark/Light Mode

Sowan Ke Luhut, Investor AS Siap Tanam Duit Di RI

Sabtu, 1 Februari 2020 10:25 WIB
CEO Air Products and Chemicals Inc, Seifi Ghasemi siap investasikan modalnya di Indonesia.
CEO Air Products and Chemicals Inc, Seifi Ghasemi siap investasikan modalnya di Indonesia.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang bergerak di bidang bisnis gas dan bahan kimia untuk keperluan industri, berminat menanamkan duitnya di Indonesia. 

Perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan ketiga terbesar  di Lembah Lehigh, AS. 

Untuk mewujudkannya, CEO Air Products and Chemicals Inc. Seifi Ghasemi bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, kemarin. 

“Kami bicara investasi di Indonesia. Perusahaan kami tertarik menanamkan modal di negara Anda,” katanya. 

Baca juga : Pagi Ini, Batik Air Siap Terbang ke Wuhan Untuk Evakuasi WNI

Namun, Ghasemi belum mau mengungkapkan, jumlah investasi yang sudah disiapkan. Dia juga enggan menjelaskan bentuk investasi yang akan ditanamkan beserta target realisasinya. 

Ghasemi hanya mengakui, telah berdiskusi dengan Luhut untuk hal-hal yang masih bersifat umum. Air Products dan Chemicals Inc bukan pemain baru di Indonesia. 

Sebelumnya, mereka juga telah melakukan investasi dalam proyek pabrik hilirisasi gasifikasi batubara bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk. Total investasi untuk pengembangan gasifikasi ini adalah 3,2 miliar dolar AS, di mana Air Products bertindak sebagai investor di bisnis hulu dan hilir. 

Adanya hilirisasi batubara tersebut, diyakini dapat mengurangi nilai impor gas Indonesia hingga sekitar 1 dolar AS miliar per tahun. Luhut mengatakan, Indonesia terbuka untuk investasi asing dari semua negara, termasuk Amerika Serikat. 

Baca juga : Luhut Buru Investasi Sampai Ke Tanzania

Dia bahkan mengatakan, Indonesia akan mendapatkan dana investasi senilai 100 juta dolar AS atau Rp 1,4 triliun dari lembaga keuangan pembangunan Pemerintah AS atau Overseas Private Investment Corporation (OPIC) dalam waktu dekat. 

Luhut menjelaskan, OPIC sejatinya memiliki potensi dana 65 miliar dolar AS yang bisa dikucurkan untuk investasi. Namun, pada tahap awal, duit segar itu tidak akan langsung diberikan secara gelondongan ke Indonesia. 

Menurut Luhut, Amerika Serikat tengah melirik tiga pro-yek pembangunan yang sedang digeber pemerintah Indonesia. Di antaranya, proyek transportasi, hilirisasi, dan infrastruktur. Dalam proyek bersama yang disepakati nanti, Amerika Serikat akan menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis. 

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, adanya investasi di sektor hilirisasi batubara bakal memberi keuntungan. Salah satunya mengatasi ketergantungan akan impor LPG. 

Baca juga : Sidak Ke Ende, Budi Projo Pantau Duit Desa

“Kami menyambut baik investasi industri hilirisasi batubara, di mana keberadaan batubara akan memiliki nilai tambah dan akan sangat membantu ketergantungan Indonesia atas impor LPG, dengan mengubah batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME),” ujarnya.  [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.