Dark/Light Mode

Gratiskan Listrik Pelanggan Miskin, PLN Disebut Ikut Berperan Hadapi Covid-19

Sabtu, 4 April 2020 05:19 WIB
Masyarakat memasukkan token ke Kwh meter/Ilustrasi. (Foto: USU/RM)
Masyarakat memasukkan token ke Kwh meter/Ilustrasi. (Foto: USU/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Merebaknya Covid-19 di Indonesia telah menggerakkan kegotongroyongan berbagai kalangan negeri ini untuk menghadapi Covid-19 secara bersama. Salah satunya PLN. Untuk menjalankan kebijakan Presiden Jokowi, PLN menggratiskan pembayaran listrik bagi 24 juta pelanggan dengan daya 450 VA dan memberikan diskon 50 persen bagi 7 Juta pelanggan dengan daya 900 VA bersubsidi selama tiga bulan yakni April, Mei, dan Juni 2020.

"Di tengah pembengkaan beban biaya yang ditanggung masyarakat akibat pandemi Covid-19, keputusan yang diambil Pemerintah untuk menggratiskan dan mendiskon biaya listrik patut diapresiasi. Langkah yang ditempuh itu sudah ditunggu warga yang terkena dampak Covid-19. Kebijakan pemerintah yang kemudian dilaksanakan PLN merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk dapat mengurangi beban biaya yang ditanggung masyarakat, utamanya masyarakat miskin pelanggan listrik rumah tangga dengan daya 450 VA dan rentan miskin pelanggan rumah tangga 900 VA yang paling terdampak pandemi Covid-19," ucap pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi.  

Baca juga : Lantik 4 Anggota MPR PAW, Bamsoet Ajak Bersatu Hadapi Wabah Covid-19

Kalau Covid-19 masih merebak hingga akhir 2020, kata Fahmy, kebijakan pemerintah itu perlu diperpajang masa berlakunya dan perlu diperluas bagi seluruh golongan pelanggan rumah tangga dan pelanggan industri.   

"Pemberian keringanan bagi seluruh pelanggan rumah tangga akan menaikkan daya beli masyarakat. Sedangkan pemberian insentif bagi industri dalam bentuk keringanan biaya listrik akan mendorong industri tetap menjalankan usahanya pada kapasitas normal. Kenaikkan daya beli dan beroperasinya industri dalam kapasitas normal dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang dipredikasikan melemah akibat wabah Covid-19," terangnya.

Baca juga : BI Beberkan Langkah-langkah Terkini Hadapi Corona

Fahmy memahami, untuk menggratiskan dan mendiskon tarif listrik itu memang mebutuhkan biaya besar. Merujuk hitungan Menteri Keuangan Sri Mulyani, pengratisan untuk 24 juta pelanggan dan pendiskonan 50 persen tarif listrik untuk 7 juta pelanggan selama 3 bulan dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 triliun.         
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.